Kenangan merajam
Semakin tajam
Melukai kejam
Malam tiba-tiba mendingin
Matahari hilang, sembunyi di nadir
Mata tiba-tiba dingin
Mengasinkan lidah, diam dibibir
Mata perlahan terkatup
Meredam, lalu mengecil
Secepat terbelalak, tak tertutup
Ada rindu mengetuk dengan jari mungil
Ingat asmara yang kita ringkas?
Secepat kilat meranggas?
Bukan nafsu yang mengganas
Bumi saja yang tak pernah puas!
Ingat aku yang hampir gila?
Kini membuas, kau sebabnya
Demi bersamamu, rela meneteskas dosa!
Tapi bagaimana?
“oh iya, janji yang pernah kita ukir saat kau tersedu, pasti kau lupa menaruhnya dimana”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H