Mohon tunggu...
Fuad Hasan
Fuad Hasan Mohon Tunggu... -

pembaca yang baik adalah mereka yang menghargai setiap tulisan orang lain, walau itu kritik atau pujian,\r\n\r\nhttp://www.privatesastra.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Mata Untuk Terkasih

28 Mei 2011   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenangan merajam
Semakin tajam
Melukai kejam
Malam tiba-tiba mendingin
Matahari hilang, sembunyi di nadir
Mata tiba-tiba dingin
Mengasinkan lidah, diam dibibir

Mata perlahan terkatup
Meredam, lalu mengecil
Secepat terbelalak, tak tertutup
Ada rindu mengetuk dengan jari mungil

Ingat asmara yang kita ringkas?
Secepat kilat meranggas?
Bukan nafsu yang mengganas
Bumi saja yang tak pernah puas!

Ingat aku yang hampir gila?
Kini membuas, kau sebabnya
Demi bersamamu, rela meneteskas dosa!
Tapi bagaimana?

“oh iya, janji yang pernah kita ukir saat kau tersedu, pasti kau lupa menaruhnya dimana”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun