Mohon tunggu...
SASTRA GEVAOLIVIA
SASTRA GEVAOLIVIA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa_Teknik Informatika

Saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

10 Juta Gen Z Banyak yang Menganggur, Apa yang Salah?

27 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:45 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai memasuki dunia kerja. Namun, banyak dari mereka menghadapi tantangan besar dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan pendidikan mereka.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka (TPT ) per Februari 2024 sebesar 4,82 persen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat 5 orang pengangguran.kalangan anak muda yang berusia 14-24 tahun atau gen z menjadi kategori pengangguran paling tinggi. pengangguran di kalangan Gen Z menjadi perhatian serius. 

APA YANG MENJADI PENYEBABNYA

freepik
freepik
Ketidakcocokan Keterampilan

ketidakcocokan keterampilan yang mungkin menjadi salah satu penyebabnya, Banyak Gen Z yang merasa bahwa keterampilan

yang mereka pelajari di bangku pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Perkembangan teknologi yang pesat mengharuskan mereka untuk terus memperbarui keterampilan mereka, namun sistem pendidikan seringkali tertinggal dalam menyesuaikan kurikulumnya dengan perubahan ini. 

Kurangnya Pengalaman kerja 

Banyak perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman kerja yang memadai, yang tentu saja menjadi hambatan bagi mereka yang baru lulus dan belum memiliki pengalaman kerja yang signifikan. Ini menciptakan lingkaran setan di mana mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena kurangnya pengalaman, tetapi tidak bisa mendapatkan pengalaman tanpa pekerjaan. 

Persaingan yang ketat 

Jumlah lulusan yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan persaingan yang ketat di pasar kerja. Gen Z harus bersaing tidak hanya dengan sesama generasi mereka, tetapi juga dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih berpengalaman. 

Dampak pengangguran pada Gen Z

Pengangguran di kalangan Gen Z memiliki berbagai dampak negatif, baik secara individu maupun sosial. Beberapa dampak tersebut meliputi: 

1. Stress

Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan stress, kecemasan, dan depresi di kalangan anak muda. Ketidakpastian akan masa depan  dan tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan sering kali menambah beban mental mereka. 

2.  Ketidakstabilan Keuangan 

Pengangguran menyebabkan ketidakstabilan keuangan yang berdampak pada kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan. 

3. Penurunan Produktivitas Ekonomi 

Tingginya angka pengangguran berdampak negatif pada produktivitas ekonomi suatu negara. Sumber daya manusia yang tidak termanfaatkan optimal berarti potensi pertumbuhan ekonomi yang terhambat. 

APA YANG MUNGKIN MENJADI SOLUSI UNTUK MENANGANI MASALAH TERSEBUT? 

Mengatasi pengangguran di kalangan Gen Z memerlukan pendekatan multi-dimensi dan kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor pendidikan, dan industri. Berikut beberapa solusi yang dapat diterapkan: 

Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan 

Sistem pendidikan harus lebih adaptif terhadap kebutuhan industri dengan mengintegrasikan kurikulum yang relevan dan program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Selain itu, kemitraan antara institusi pendidikan dan industri dapat membantu menciptakan program magang dan praktek kerja yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa. 

Pengembangan Keterampilan Soft Skills 

Selain keterampilan teknis, keterampilan soft skills seperti komunikasi, kerjasama tim, dan manajemen waktu sangat penting dalam dunia kerja. Program pelatihan dan workshop yang fokus pada pengembangan soft skills perlu lebih digalakkan. 

Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Proaktif 

Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja baru, seperti insentif pajak untuk perusahaan yang mempekerjakan fresh graduates, serta program-program subsidi atau bantuan untuk kewirausahaan bagi Gen Z yang ingin memulai usaha sendiri. 

Meski menghadapi banyak rintangan, Gen Z dikenal sebagai generasi yang inovatif, adaptif, dan penuh semangat. Dengan dukungan yang tepat dari berbagai pihak, mereka bisa mengubah tantangan menjadi peluang dan membawa perubahan positif dalam dunia kerja. Upaya kolektif dari pemerintah, sektor pendidikan, dan industri dapat memastikan bahwa Gen Z tidak hanya sekadar bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi pilar masa depan yang kuat. 

pinterest/zxy
pinterest/zxy

Oleh: Sastra Geva Olivia Cahya, Mahasiswa Politeknik Harapan Bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun