Mohon tunggu...
Draft Puisi
Draft Puisi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer drafter

Sastra adalah hobi dan gambar adalah takdir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

99 dan 1

30 Agustus 2022   13:26 Diperbarui: 30 Agustus 2022   13:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

99 dan Satu

Mahadaya;
Yang seratus adalah milik-Nya,
Disandang-Nya sembilan-sembilan,
Diturunkan satu;
Dibawah lapis kulit ari,
Yang butir beningnya menetes ketika bermimpi;
Mengukir lengkung bibir dipuncak tinggi,
Adalah sedaya derana,
Sehasta kedua lengan,
Yang kiri berdikari,
Yang kanan berpegangan,
Erat pada tali menuju langit,
Tempat simpul-simpul hasrat disematkan,
Jawaban-Nyalah jadi penentu,
Sebuah keajaiban atau penundaan,
Maka tunggu;
Jangan ada "Aku" diketinggian,
Katakanlah Dia Yang Maha,
Sembilan-sembilan,
Kita satu...

Draft Puisi'2022 #Coretan-3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun