Mohon tunggu...
Sastra Seratus Kilometer
Sastra Seratus Kilometer Mohon Tunggu... lainnya -

Terlahir di Ujung Gading Pasaman Barat (Sumbar), 3 Juli 1986. Tahun 1998 menyelesaikan SD di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Tamiang Ujung Gading. Tahun 1998 hijrah ke (Barus-Tapanuli Tengah Sibolga)Sumatera Utara. Tahun 2001 selesai SMP Muhammadiyah 28 Barus dan Tahun 2004 tamat SMA Negeri 1 Barus. Tahun 2008 masuk Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) "Tapanuli Selatan" Padangsidimpuan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selesai tahun 2013 dengan judul skripsi "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI UNSUR INTRINSIK PUISI "KRAWANG-BEKASI" KARYA CHAIRIL ANWAR PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 28 BARUS". Sejak tahun 2006 menjadi tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Ladang Tengah dan saat ini sebagai dosen mata kuliah Sejarah Sastra dan Puisi Indonesia di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Barus. Tapanuli Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sastra Seratus Kilometer: Sajak Nalar Memar

9 Februari 2014   04:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ingin kuhisap semampuku

semua nalar yang liar di benakku

yang membuat memar otakku

lantas aku menggelepar

pada orgasme sajak

pucuk-pucuk nurani

akan menari pada ribuan kata

pena yang lelah tak kupeduli

pada jeritan kosongnya

aku terus memaksa dia

meronta di kening samudera

menetesi air nalarku

ke kolong benua

pena naas itu

menggelepar di peraduannya

mendaratkan desah langit

menghantamkan pikirku

pada mesin-mesin baja

lusa siang aku tersenyum

menatap nalar dan nurani liar itu

terpenjara pada media tajam

terbayang makan siang indah ditemani dia

bersantai di pojok cafe safira

Andam Dewi

Jum'at, 30 Nopember 2012

Pukul 01.10 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun