Mohon tunggu...
Sasti Rachmaniar
Sasti Rachmaniar Mohon Tunggu... -

fix it

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menagih Janji Anies-Sandi dan Keberpihakan terhadap Rakyat Kecil

13 Februari 2018   12:02 Diperbarui: 13 Februari 2018   12:03 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia yang notabenenya adalah negara kaya raya akan potensi alam maupun non-alam seharusnya menjadi rumah yang sangat adem, sejuk dan sangat nyaman. Indonesia dipenuhi kekayaan alam yang tersebar luas sepanjang Sabang hingga Merauke. Setiap daerah punya ciri khas masing-masing. Namun, yang sangat terlihat perbedaan daerah perekonomian tinggi seperti ibukota Jakarta, sangat berbeda sekali dengan daerah yang ada di desa-desa kecil. Baik dari gaya hidup orang-orangnya hingga bangunan-bangunannya.

Jakarta sudah menjadi pusat bisnis yang sangat menggiurkan bagi sebagian masyarakat yang bisa memanfaatkan peluang. Tapi kebanyakan beberapa orang yang tanpa berfikir panjang, dengan niat merubah kehidupannya mencoba untuk mencari peruntungan di Jakarta. Sebahagian dari mereka malah menimbulkan berbagai masalah. Ketidaksiapan mereka untuk hidup di negri orang menyebabkan masalah yang besar. Apapun pekerjaan yang bisa mereka lakukan, termasuk menjadi pemulung bahkan pengamen.

Pengamen-pengamen di Jakarta jumlahnya banyak sekali, bahkan sudah seperti jamur yang tumbuh dan tumbuh. Mereka bahkan sangat meresahkan sekali karena dari segi usia, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak kecil, ibu dengan membawa anak/bayi, dan yang parahnya mereka yang mempunyai keterbatasan fisik. Ini sangat meresahkan semua mata yang memandangnya. Jakarta yang adalah ibukota negara seharusnya menjadi tempat yang aman dan kondusif dari hal-hal seperti itu.

Orang yang paling akan dipertanyakan terkait hal ini adalah gubernur. Apakah peran gubernur Jakarta yang sekarang sudah maksimal? Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga mengamanatkan bahwa perlindungan anak perlu dilakukan dengan tujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.

Anies berjanji akan mengatasi masalah tersebut. Ia akan mengajak anak-anak jalanan untuk berdiskusi dengan pemerintah. "Harus diubah, dan kita berkomitmen pada semua, komitmen kita, pemerintah jangan merasa paling tahu," katanya. "Pemerintah hebat dalam membuat hal besar. Tapi hanya dengan melibatkan yang pernah mengalami, kita dapat menyelesaikan program sosial pada mereka yang sudah aktif. Mereka tidak didengar, tapi kita akan undang," kata Anies.

Sementara itu, Sandiaga mengatakan akan memberdayakan para seniman jalanan di Jakarta. Ia akan menginisiasi pentas seni yang dapat dilihat di kantor Pemprov. "Nanti akan kita tingkatkan ruang untuk berkreasi. Kita melihatnya seni itu untuk lapangan kerja," katanya "Akan kita buatkan program seni setiap minggu, setiap tahun. Bukan cuma di mal, tapi juga di kantor Pemprov," sambung Sandiaga. (detik.com)

Harapan dengan janji-janji Anies-Sandi seolah tak pasti, akankah para pengamen jalanan itu menemukan rumah mereka kembali? Ataukah mereka akan semakin meraja lela? Semoga Pak Anies-Sandi segera merealisasikan dan memegang kata-katanya bukan hanya sekedar jambu (janji palsu) yang akan meredam begitu saja tanpa penyelesaian. Kisah ini semoga cepat selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun