Niat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berniat untuk melakukan penertiban di kawasan prostitusi Kalijodo di Penjaringan, Jakarta Utara mendapat apresiasi dari banyak kalangan seperti saat sebelumnya saat Ahok berhasil menutup klub malam Stadium.
Niat Ahok rupanya mendapat apresiasi dari Menteri Agama, Lukman. Namun Lukman meminta agar Ahok menutup semua kawasan prostitusi atau hiburan malam di Jakarta, tidak hanya satu lokasi saja.
Selain Menteri Agama, anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umam Wiranu mendesak Ahok untuk menertibkan bisnis esek-esek kelas atas lainnya yang ada di Jakarta.
Sebagaimana kita ketahui, lokasi prostitusi dan hiburan malam di Jakarta sarat akan ancaman bahaya narkoba, perjudian, dan penyakit menular seksual. Berkaca pada pengalaman Ahok yang berhasil menutup klub malam sekelas Stadium. Dengan niat memberantas pengedaran narkoba, Stadium dihantam oleh Ahok.
Namun apakah niat Ahok sudah dapat dikatakan berhasil? Belum. Harapan pemberantasan korupsi di tempat-tempat hiburan malam masih jauh dari kata “sukses”. Faktanya, setelah Stadium tutup, pusat pengedaran narkoba hanya pindah beberapa meter saja dari Stadium. Klub-klub malam masih menjadi destinasi untuk mendapatkan obat-obatan terlarang dan praktik mesum.
Oleh sebab itu, jika Ahok hanya menutup satu tempat saja, tempat lainnya akan tumbuh jadi pusat kegiatan maksiat baru. Saya sebagai penulis setuju jika Ahok sasar semua klub malam yang ditengarai menjadi lokasi penyebaran narkoba dan praktik prostitusi di Jakarta.
Pertanyaannya, apakah Ahok berani sikat semua lokasi maksiat di Jakarta?
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H