Internalisasi merupakan penanaman perilaku, sikap, moral dan nilai seseorang ( Puspa Sari, 2014 )
Sering kita melihat, mengalami atau mendengar anak-anak yang tidak lagi hormat , tidak santun, tidak patuh serta tidak menghargai orang tua dan guru, mengapa anak kita bisa berperilaku demikian ? Mengapa anak bisa berperilaku tidak mencerminkan nilai sikap dan nilai moral ?
Moral merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dan mengatur tingkah laku. Moral berperan penting dalam bergaul, menentukan seorang anak (individu) untuk bisa diterima dalam masyarakat yang memiliki sifat jujur, patuh, dan peduli.
Nilai merupakan sifat-sifat atau hal-hal penting yang berguna bagi anak dalam bergaul didalam masyarakat . Nilai dan moral tidak bisa dipisahkan serta perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Nilai-nilai moral yang tumbuh dalam diri anak akan menjadi benteng yang kuat bagi anak untuk menjalani kehidupannya yang masih panjang, sehingga anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak mencerminkan nilai, sikap dan moral. Siapakah yang disalahkan? Apakah anak tersebut? Orang tua? Pihak sekolah? Masyarakat?
Dalam hal ini, semuanya bertanggung jawab dan memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan dan pengawasan dalam perkembangan anak yang menjadi tongkat estafet bangsa.
Hal yang perlu dilakukan orang tua , guru dan masyarakat dalam menanamkan sikap internalisasi kepada anak adalah: satu, memberikan keteladanan dalam kehidupan nyata. Keteladanan jauh lebih unggul daripada pemberian pesan secara lisan. Anak cenderung meniru orang tuanya, karena dalam keluarga anak pertama kali mendapatkan pendidikan, seperti orang tua yang terbiasa berbicara dengan bahasa yang santun akan mudah mengajak anak untuk berbicara hormat dan santun. Jika anak dididik orang tua dengan baik maka anak akan dapat menginternalisasikan dengan baik nilai dan moral, seperti pepatah berbunyi " buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".
Anak adalah anugrah Allah SWT yang diamanahkan kepada orang tua untuk dididik ke arah yang baik menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan berakhlah mulia .
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yang berbunyi "dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda "seorang bayi yang tak dilahirkan (kedunia ini) melainkan ia berada dalam keadaan kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanya yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani,ataupun Majusi (HR.Muslim)
Di Sekolah/madrasah, seorang guru yang terbiasa berbicara sopan dan penuh perhatian kepada siswanya akan memberikan motivasi serta dorongan bagi siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar di kelas. Seorang guru diteladani karena kekuatan pribadi atau kharisma melalui integritasnya, seperti pepatah " guru digugu dan ditiru"
Masyarakat merupakan alat pengawasan dan pengatur moral, terutama nilai dan moral yang negative dari anak berbaur dalam masyarakat sebagai seorang makhluk sosial.
Kedua, Menjadi teman atau sahabat bagi anak. Apapun keluh kesah anak kita dengarkan, orang tua dan guru jadi teman curhat anak, sehingga hubungan antara hati ke hati terjalin erat dengan anak.Dalam masyarakat memberikan perlindungan dan pengawasan dalam pergaulan anak sebagai makhluk sosial.
Ketiga, Mengajarkan sikap saling menghargai terhadap orang lain dan toleransi. Anak dihadapkan kepada praktek langsung bukannya teori, sehingga proses internalisasi terjadi dengan cara anak melihat atau mengalami sendiri realitas dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hidup bermasyarakat
Keempat, peningkatan pendidikan agama baik dalam keluarga, sekolah/madrasah maupun masyarakat, salah satunya menggalakan anak kembali ke surau, magrib mengaji dan kegiatan keagamaan lainnya.
Semua bentuk perilaku yang dilakukan seorang anak baik dalam lingkungan keluarga, sekolah/madrasah maupun lingkungan masyarakat sebagai sarana dalam kehidupan bersosialisasi. Orang tua dan guru maupun masyarakat menginginkan anaknya, peserta didik menjadi anak yang baik, membanggakan dan bermanfaat bagi manusia lain, masyarakat, bangsa dan negara, walaupun dihadapkan kepada zaman yang berilmu pengetahuan serta zaman yang berteknologi maju, namun dengan adanya internalisasi yang telah tertanam dalam diri anak, akan membentengi diri anak, bisa menghindari dirinya dari pengaruh buruk, pengaruh negative akibat kemajuan IPTEK.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI