Mohon tunggu...
Sasmita Aulia
Sasmita Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Unair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tindakan Plagiarisme di Era Gen Z

27 Mei 2024   13:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   08:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Plagiarisme adalah tindakan menjiplak karya orang lain tanpa memberikan penghargaan atau pengakuan yang pantas terhadap sumber aslinya. Di era digital, dimana akses terhadap informasi semakin mudah dan cepat, plagiarisme menjadi persoalan yang semakin kompleks, terutama di kalangan Generasi Z. Lahir antara tahun 1997 dan 2012, generasi ini tumbuh dengan teknologi digital dan internet sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Kemajuan teknologi telah membawa banyak kemudahan, namun juga membawa tantangan baru dalam hal etika dan integritas akademik.

     Generasi Z memiliki akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap berbagai sumber informasi melalui Internet. Platform seperti Google, Wikipedia, dan berbagai database ilmiah menyediakan berbagai macam informasi yang  mudah diakses. Meski kemudahan ini memiliki banyak manfaat, namun juga membuka peluang  terjadinya plagiarisme. Dengan begitu banyak informasi yang tersedia hanya dalam beberapa klik, godaan untuk menyalin dan menempelkan teks tanpa atribusi yang tepat sangatlah besar.

     Namun dengan melimpahnya informasi, Gen Z juga perlu menyaring dan mengevaluasi sumber informasi yang digunakan dengan lebih kritis. Tantangan ini semakin diperparah oleh tekanan akademis dan sosial yang seringkali memaksa kita mencari jalan pintas untuk mencapai tingkat kesuksesan yang tinggi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sebagian orang mungkin tergoda untuk melakukan plagiarisme agar dapat menyelesaikan suatu tugas atau proyek lebih cepat.

      Teknologi memfasilitasi plagiarisme, namun juga menyediakan alat untuk mendeteksinya. Berbagai software pendeteksi plagiarisme seperti Turnitin, Grammarly, dan Copyscape dapat membantu lembaga pendidikan dan individu  mengidentifikasi karya yang tidak asli. Alat-alat ini  memeriksa teks yang diunggah dan membandingkannya dengan database besar karya yang  ada untuk menemukan kesamaan dan duplikasi.

     Namun mengandalkan teknologi saja tidak cukup. Penting juga bagi lembaga pendidikan untuk menekankan pentingnya integritas akademik dan memberikan pendidikan tentang etika penulisan dan penggunaan sumber. Pelatihan yang tepat tentang cara mengutip sumber dengan benar,  apa yang dimaksud dengan plagiarisme, dan cara mengembangkan keterampilan menulis asli dapat membantu mencegah  plagiarisme.

     Mengatasi masalah plagiarisme di era generasi Z memerlukan pendekatan  holistik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari lembaga, guru, orang tua hingga siswa itu sendiri. Institusi pendidikan perlu menciptakan lingkungan seperti itu. Mendorong orisinalitas dan integritas. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan kebijakan yang jelas mengenai plagiarisme, menetapkan hukuman tegas bagi pelaku plagiarisme, dan menyediakan sumber daya dan pelatihan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis yang baik.

     Guru dan dosen juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai integritas akademik. Mereka dapat memberikan contoh yang baik, memberikan instruksi yang jelas dalam mengutip sumber, dan membuat tugas yang mendorong pemikiran kritis dan orisinalitas. Selain itu, sangat penting untuk memberikan umpan balik yang membangun untuk membantu siswa memahami dan memperbaiki kesalahan mereka.

     Orang tua juga dapat melakukan bagian mereka dengan membantu anak-anak mereka  mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan menghargai kerja keras. Menekankan pentingnya integritas dan kejujuran dalam segala aspek kehidupan  membantu mengembangkan karakter yang kuat dan etika yang baik sejak dini.

Artikel by : Sasmita Aulia M_PDB 123

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun