Mohon tunggu...
saskia yuli
saskia yuli Mohon Tunggu... -

penulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Waspada! Teroris Masih Mengancam

16 Mei 2014   16:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Dalam perkembangan demokrasi Indonesia, teroris merupakan salah satu momok yang sangat menakutkan. Selain menakutkan, Teroris juga masih menjadi topik hangat dalam perbincangan serta pemberitaan baik di media nasional dan media Internasional. Sepanjang sejarahnya, teroris masih sangat sulit untuk di berantas dan terus-menerus menelurkan ancaman bagi kemananan masyarakat.

Kendati terus memberikan ancaman, bukan berarti aparat penegak hukum dan keamanan tinggal diam. Segala upaya telah dilakukan meskipun masih banyak kelompok-kelompok kecil yang terus bergerak secara underground, aparat keamanan masih dan akan terus memerangi musuh negara dan dunia Internasional ini.

Jika di telusuri, keberhasilan aparat keamanan dan penegak hukum dalam membasmi teroris sepanjang 2012 saja perlu di apresiasi. Semester awal 2012 sendiri penangkapan dan penggerebekan yang dilakukan pihak aparat keamanan sebanyak 12 kali diantaranya. Pada 8 Februari, Mulyadi, jaringan teror kelompok Abu Omar bagian penyediaan logistik, menyerahkan diri kepada polisi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat. Dari hasil keterangan Mulyadi, polisi berhasil menemukan satu pucuk senjata api laras panjang, satu pucuk pistol, 300 amunisi ukuran 22 mili dan 38 mili, dan satu granat yang dikubur di  hutan kampus Universitas Indonesia Depok.

Pada Maret 2012, terdapat 5 kali penangkapan dan penggerebekan, diantaranya 10 Maret, Tim Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Aceh menangkap sejumlah terduga teroris yang masing-masing berinisial K alias M, MS alias UB, RM, K alias MC, J alias D, dan U alias SU di Aceh. Dari hasil pengembangan pemeriksaan tersebut, pada 24 Maret, tersangka teroris berinisial MN tertembak mati saat ditangkap di Desa Limo, Kecamatan Darussalam, Aceh.

Kemudian, Pada Sabtu 17 Maret, Fadliansyah, 26 tahun, DPO terorisme Poso, Sulawesi Tengah ditangkap di Bandung Jawa Barat. CF terkait kasus pelatihan militer di Poso yaitu membelikan amunisi atau peluru M16 untuk Santoso (DPO).

Pada 18 Maret, Tim Densus 88 Antiteror melumpuhkan 5 orang terduga teroris di dua lokasi berbeda di Bali. Kelima orang tersebut masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait aksi perampokan di Bank CIMB Niaga Medan pada 2011. Di Bali mereka hendak merampok sebuah PT Bali Money Changer di Jalan Sriwijaya, Kuta, dan toko emas di Jalan Uluwatu, Jimbaran.

Pada 30 Maret, Tim Densus 88 menembak mati dua terduga teroris pelaku penyerangan itu di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Barang bukti yang disita oleh polisi adalah sepucuk senjata api revolver, tiga kaleng alumunium powder atau bahan peledak, dokumen-dokumen cara perampokan bank, buku-buku bertema jihad, dua sepeda motor, lima buah ponsel, dan tiga pisau belati. Diduga kuat mereka bagian dari kelompok teror spesialis fai’ yang bertugas mencari dana operasi.

Di Bulan April sendiri, penangkapan terduga teroris dilakukan sebanyak 3 kali. Diantaranya; 1. Kamaluddin alias Abdul Hamid, terduga teroris dalam pelatihan militer di pegunungan Jalin Jantho Aceh tahun 2010. 2. Vikram alias Ayah Banta dan M. Joni, dua orang yang diduga menjadi dalang serangkaian aksi teror menjelang pemilihan Gubernur Aceh 2011, di Kecamatan Jambo Aye, Lhoksukon Aceh Utara. 3. Tim Densus 88 menangkap 3 terduga teroris DPO terkait pelatihan militer di Aceh tahun 2010, di Desa Cibening, Kecamatan Bungur Sari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 3 tersangka itu berinisial U, Ag, dan D.

Masih banyak lagi upaya-upaya yang dilakukan pihak kemanan untuk memberantas teroris, akan tetapi jaringan-jaringan kecil mereka masih tetap ada dan terus-menerus memberikan ancaman.

Menjelang Pemilu Presiden, ketika elit-elit politik sedang sibuk melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi, kabar penggerebakan teroris pun ikut menghiasi berita-berita di media nasional. Tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Kepolisian Resor Lamongan menggeledah rumah terduga teroris di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan Jawa Timur. (Kamis 15 Mei 2014). Sehari sebelumnya polisi juga telah menangkap terduga teroris Ramudji, 27 tahun, di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran.

Pertanyaan yang muncul dengan rententan fakta diatas adalah mengapa teororis dan jaringannya susah untuk diberantas?.Untuk menjawab pertanyaan tersebut, latar belakang dan landasan pergerakan teroris itu sendiri perlu diketahui.

Perlu diketahui, bahwa teroris merupakan tindakan yang terkoordinasi, bertujuan untuk memberikan ketakutan (teror) terhadap sekelompok masyarakat. Dari definisi singkat tersebut perlu kita pahami bahwa teroris bukanlah milik Islam semata. Pemahaman tersebut perlu ditekankan mengingat setiap tindakan yang datang dari mana saja dan bertujuan untuk memberikan teror kepada masyarakat adalah teroris. Dalam sejarahnya pun hampir semua umat beragama pernah melakukan kegiatan teror tersebut.

Kembali pada latar belakang dan landasan teroris itu sendiri lebih bersifat ideologis, dan setiap anggota dan jaringgannya telah terdoktrinasi dengan ideologi-ideologi yang mereka anut. selain itu, mereka juga akan terus berupaya untuk memperluas sayap dengan merekrut anggota-anggota baru dengan doktrin ideologi yang mereka anut. Sehingga, ideologi masing-masing individu yang terdoktrin akan tetap terjaga dan bertahan meskipun banyak dari kalangan mereka yang telah tertangkap.
Berbicara masalah ideologi, teroris yang berasal dari kalangan Islam sangatlah membenci dan memusuhi demokrasi, dengan berbagai alasan salah satunya sistem pemerintahan dalam ajaran Al-quran hanyalah syariat Islam bukanlah demokrasi.

Dapat dipastikan pesta demokrasi Indonesia 2014 (Pemilu), merupakan agenda yang paling mereka benci dan akan berusaha mengacaukannya. Untuk itu, aparat kemanan dan seluruh lapisan masyarakat perlu kerja ekstra untuk mengamankan Pemilu 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun