Setiap orang memiliki masa krisis masing-masing. Masa-masa tersebut bisa saja kita alami bersama keluarga, teman-teman sekolah, warga sekota/sedaerah, bahkan sebangsa setanah air. Â Yang pasti, masa krisis bukanlah masa-masa yang menyenangkan.Â
Masa krisis biasanya menimbulkan penderitaan yang tentunya membekas dalam hidup kita. Masa-masa itu bukanlah sesuatu yang dapat dihindari dalam hidup manusia. Masa krisis bisa jadi masa-masa yang begitu menyakitkan sampai-sampai kita tahu betul betapa beratnya bagi kita untuk tetap berjuang dan bertahan menghadapinya pada saat itu. Meskipun demikian, ada satu hal baik tentang masa krisis.Â
Masa krisis dapat menumbuhkan nilai-nilai (values) dalam hidup kita. Tentunya hal ini bisa terjadi jika kita melewatinya dengan benar. Kadang-kadang dalam menghadapi masa krisis, sebagian orang mengambil langkah-langkah yang seolah baik –tindakan memperbaiki keadaan dengan cara mudah dan instan. Ada juga yang menghadapinya dengan ketidakjujuran terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebagian lagi, merasa takut dan memilih tidak mau menghadapinya sama sekali.Â
Beberapa pilihan sikap tersebut tentu belum mewakili semua respon manusia dalam menghadapi krisis. Namun, tentu kita tahu bahwa pilihan-pilihan tersebut bukan langkah-langkah yang tepat.
Masa krisis tidak akan menumbuhkan nilai (value)Â jika kita memilih jalan pintas, tidak jujur dengan keadaan kita, atau tidak mau menghadapinya.Â
Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah cukup kuat dalam menghadapi masa krisis, namun satu hal yang saya tahu pasti: masa krisis yang dilewati dengan benar akan menumbuhkan nilai (value) yang akan berguna dalam perjalanan hidup kita nanti.
Menyakitkan? Ya!Â
Sulit? Tentu!Â
Tidak terlihat jalan keluar? Memang!Â
Dimana ujungnya? Kita tidak tahu!
Bisa jadi masa krisis kita sebelumnya adalah pembentukan nilai (value) keberserahan kepada Sang Pencipta. Kemudian, masa krisis berikutnya merupakan proses pembentukan nilai (value) kerendahan hati, kemandirian, ketulusan, ketekunan, pengorbanan, belas kasihan, kreativitas, kejujuran, konsistensi, sukacita, kesabaran, kesetiaan, dsb.Â