Mohon tunggu...
Saskia Rianda
Saskia Rianda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Nama : Saskia Rianda. Lahir : Padang Panjang pada Rabu, 6 Januari 2010. Agama : Islam. Hobi : Membaca, menulis dan menggambar. Kategori yang disukai : Cerpen, puisi dan artikel edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyesal Tidak Mendengarkan Bunda

21 September 2024   21:23 Diperbarui: 22 September 2024   06:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kia! Cepat tidur hari sudah malam." Teriak bunda.

                  

Malam itu, udara begitu sangat dingin terasa menusuk ke tulangku. Langit begitu pekat seolah sudah berjanji akan menumpahkan hujan. Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB. Sebelum tidur aku menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari. Aku beranjak ke kamar untuk segera tidur dan aku tidak lupa berdo'a sebelum tidur. Tidak lama terdengar suara hujan yang begitu deras.

Derasnya hujan membuatku sulit untuk tertidur, aku tidak sadar entah jam berapa aku mulai terlelap. Tanpa kusadari terdengar sayup suara memanggil "Kia, Kia, Kia!" Aku terbangun dari tidur lelapku. Ternyata benar ini memang suara bunda yang selalu kudengar setiap Subuh. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku sebelum aku kena omelan bunda. 

Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB, aku langsung beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu' dan melaksanakan shalat Subuh. Biasanya selesai shalat Subuh aku akan memuraja'ah hafalan tahfizku.

Setelah selesai muraja'ah hafalan aku langsung menuju Kamar mandi. Seperti hari-hari biasanya selama di Kamar mandi aku akan sering mendengar omelan bunda " Kia..masih lama???" Kadang sampai tiga kali diulang-ulang. Terkadang aku merasa sedikit geram tetapi aku akui memang sering memakan waktu yang cukup lama di dalam Kamar mandi. 

Selesai mandi dan bersiap untuk sekolah aku dipaksa bunda untuk sarapan dulu. Sebagai anak tunggal perhatian ayah dan bunda memang agak beda kepadaku. Perhatian dan kasih sayang mereka sampai hal-hal yang terkecil dalam hidupku. Tak jarang hal itu jadi bahan ejekan dari teman-temanku. Ada yang bilang aku anak manja atau anak bunda. Kadang aku merasa geram dengan sebutan itu. Aku akui perhatian dari kedua orang tuaku memang agak lebih tapi dari kecil aku sudah diajari mandiri dan disiplin. 

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Saatnya aku berangkat dan pamit untuk bersekolah. "Ayah, bunda! Kia berangkat ke Sekolah dulu." Sambil menyalami tangan kedua orang tuaku. "Iya hati-hati!" Jawab ayah dan bundaku. "Kalau Lapangan becek jangan lari-larian disana" Ujar bunda. Aku mengangguk dan langsung pergi. 

Sesampainya di Sekolah aku melihat banyak genangan air dan lapangan yang begitu becek karena hujan lebat semalam. Hari ini kami langsung masuk ke kelas masing-masing tanpa berbaris.

Setelah beberapa jam pelajaran kami lewati akhirnya bel tanda istirahat berbunyi. Kami berlarian keluar kelas. "Kia tunggu!!" Suara seseorang memanggilku, aku pun menoleh ke belakang ternyata benar dia Luna teman dekatku. Kami berjalan menuju Kantin untuk jajan. Setelah selesai jajan kami menuju ke kelas.

Hari ini seorang temanku membawa bola ke Sekolah dan mengajak kami main bola di Lapangan. "Ayo kita ke Lapangan!!" Jawabku dan Luna sambil berlari ke arah Lapangan dengan bersemangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun