Mohon tunggu...
Saskia Rahmatania
Saskia Rahmatania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PGMI IAIN PONOROGO SEMESTER 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Gaya Pengasuhan Terhadap Perilaku Belajar Siswa

6 Oktober 2024   15:40 Diperbarui: 6 Oktober 2024   15:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengasuhan merupakan faktor penting yang memengaruhi perkembangan anak, termasuk dalam aspek akademis. Gaya pengasuhan orang tua berperan dalam membentuk karakter, kepribadian, serta perilaku belajar siswa di sekolah. Dalam psikologi pendidikan, gaya pengasuhan umumnya dikategorikan menjadi empat tipe utama, yaitu otoriter, permisif, otoritatif, dan pengabaian. Masing-masing gaya ini memiliki dampak yang berbeda terhadap perilaku belajar siswa.

A. Gaya Pengasuhan Otoriter

Gaya pengasuhan otoriter ditandai oleh aturan yang ketat dan sedikit ruang bagi anak untuk berpendapat. Orang tua yang otoriter menuntut ketaatan penuh dari anak-anak mereka dan menerapkan disiplin yang tegas. Dampaknya, siswa yang diasuh dengan gaya ini cenderung menunjukkan kepatuhan tinggi dalam lingkungan pendidikan, namun sering kali memiliki motivasi belajar yang rendah. Mereka belajar karena takut akan hukuman, bukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan. Selain itu, gaya pengasuhan otoriter dapat menyebabkan kecemasan dan ketidakpercayaan diri pada anak, yang akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan kreatif di sekolah.

B. Gaya Pengasuhan Permisif

Sebaliknya, orang tua yang permisif cenderung terlalu longgar dalam mengatur anak-anak mereka. Mereka jarang memberikan batasan yang jelas dan membiarkan anak-anak membuat keputusan sendiri. Dalam konteks belajar, siswa dengan gaya pengasuhan permisif sering kali kurang disiplin dan kesulitan dalam mengikuti aturan atau jadwal belajar yang terstruktur. Mereka mungkin merasa nyaman bereksplorasi, namun tanpa arahan yang jelas, mereka bisa kehilangan fokus dalam mencapai tujuan akademik. Meskipun demikian, siswa yang diasuh dengan gaya ini cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang tua mereka, yang mungkin memberikan rasa dukungan emosional yang tinggi.

C. Gaya Pengasuhan Otoritatif

Gaya pengasuhan otoritatif dianggap sebagai pendekatan yang paling seimbang. Orang tua otoritatif memberikan aturan yang jelas, namun tetap memberikan kebebasan kepada anak untuk berpendapat dan mengekspresikan diri. Siswa yang diasuh dengan gaya ini cenderung memiliki perilaku belajar yang baik, seperti disiplin, tanggung jawab, dan kemampuan berpikir kritis. Mereka lebih termotivasi secara intrinsik untuk belajar karena mereka memahami pentingnya pendidikan dan memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan akademis. Dukungan emosional yang diberikan oleh orang tua otoritatif juga membantu siswa mengembangkan resiliensi dalam menghadapi kegagalan atau tekanan akademik.

D. Gaya Pengasuhan Pengabaian

Gaya pengasuhan pengabaian ditandai oleh minimnya keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak, baik secara emosional maupun praktis. Orang tua dengan gaya ini cenderung tidak memberikan perhatian pada kebutuhan anak, termasuk dalam pendidikan. Akibatnya, siswa yang diasuh dengan gaya pengabaian sering kali menunjukkan prestasi akademik yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk belajar karena tidak mendapatkan dukungan atau bimbingan dari orang tua. Selain itu, siswa dengan pengalaman pengasuhan seperti ini lebih rentan terhadap masalah perilaku, seperti kenakalan atau ketidakpatuhan di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan Gaya pengasuhan memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku belajar siswa. Gaya pengasuhan otoritatif, yang menyeimbangkan disiplin dan kebebasan, terbukti sebagai pendekatan yang paling efektif dalam mendukung prestasi akademik dan perkembangan pribadi siswa. Sebaliknya, gaya otoriter, permisif, dan pengabaian memiliki dampak yang lebih kompleks, sering kali menimbulkan tantangan bagi siswa dalam mencapai potensi akademik mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami bagaimana pendekatan mereka dalam pengasuhan dapat memengaruhi anak-anak mereka, terutama dalam konteks pendidikan. Dengan dukungan yang tepat, siswa dapat mengembangkan sikap belajar yang positif dan mencapai kesuksesan akademis yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun