masyarakat. Di tengah tuntutan akan pengembangan keterampilan praktis dan tanggung jawab sosial yang semakin penting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) telah menegaskan hal ini dengan inisiatif mereka yang mengubah limbah sayuran menjadi Kompos Bokashi. Langkah ini tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga memberikan manfaat substansial bagi lingkungan serta memperkuat ikatan antara perguruan tinggi dan masyarakat di RW 8 Desa Kalipecabean.
Pendidikan tinggi tidak hanya tentang mengikuti kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas akademis, tetapi juga tentang pengalaman praktis yang membawa dampak nyata bagiDalam program kerja KKN mereka, mahasiswa UNTAG yang tergabung dalam sub kelompok menunjukkan komitmen mereka untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekitar dengan memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Anggota sub kelompok terdiri dari Alfi Suhaimi (Prodi Teknik Sipil), Liza Wahyu Kartikasari (Prodi Psikologi), dan Saskia Nisa Setiaatmitha (Prodi Administrasi Publik). Salah satu contoh nyata dari dedikasi program kerja sub kelompok tersebut adalah upaya mereka dalam pengelolaan limbah sayuran menjadi Kompos Bokashi. Dalam konteks yang geografis dan sosial berbeda, mereka menjalankan program ini di desa dan wilayah, memperlihatkan adaptabilitas dan keberagaman dalam pendekatan mereka.
Proses pengelolaan limbah sayuran menjadi Kompos Bokashi melibatkan tahapan-tahapan yang teliti dan kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Dari tahap pengumpulan limbah organik dari pasar tradisional dan rumah tangga hingga proses fermentasi menggunakan alat komposter yang mereka buat sendiri, setiap langkah memperlihatkan kolaborasi yang erat antara mahasiswa dan masyarakat dalam upaya bersama untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Namun, inisiatif ini tidak hanya sebatas pada aspek teknis pengelolaan limbah, tetapi juga menyoroti pentingnya penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dan pentingnya praktik-praktik ramah lingkungan seperti ini. Melalui sesi-sesi sosialisasi, mahasiswa tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang cara membuat dan menggunakan Kompos Bokashi, tetapi juga berbagi pemahaman yang lebih luas tentang perlunya kesadaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Respons positif dari masyarakat terhadap program ini menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam memecahkan masalah lingkungan yang mendesak. Dengan menunjukkan bahwa solusi sederhana seperti pengelolaan limbah sayuran dapat memiliki dampak besar bagi lingkungan, mahasiswa KKN UNTAG memberikan contoh yang menginspirasi bagi masyarakat luas. Selain itu, tanggapan positif ini juga menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif antara perguruan tinggi dan masyarakat lokal dapat menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Dengan demikian, program kerja Mahasiswa KKN UNTAG dalam pengelolaan limbah sayur menjadi Kompos Bokashi bukan hanya merupakan tindakan praktis untuk mengurangi limbah organik, tetapi juga merupakan langkah menuju perubahan sosial yang lebih besar menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan dan peduli lingkungan. Melalui inisiatif ini, mahasiswa UNTAG telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sebagai pelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi lingkungan dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H