Mohon tunggu...
Sashimie
Sashimie Mohon Tunggu... Lainnya - Saya hny orang yang hobi menulis dan memasak

saya adalah seorang pengusaha di bidang fashiion dan makanan dan hobi saya menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ojek Pangkalan & Preman

30 Mei 2017   20:44 Diperbarui: 31 Mei 2017   04:26 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Puasa puasa berantem sama preman & ojek pangkalan pasar segar cinere,
Dibilang takut ya takut, takut banyaklah tp bukan harta.

Pertanyaan saya, kenapa kita harus mengalah sama orang yang pemalas dan punya otak sekitaran jidat doang?

Tahukah betapa bodohnya kita,. Kita yang bekerja mulai dari terbit matahari sampe ketemu ayam berkokok esok hari. Belain mereka mati matian, sedangkan mereka hanya duduk terdiam menunggu penumpang dan pasang tarif  sesuka hati mereka, seolah duit datangnya dari langit. Ongkang ongkang pasang harga setinggi langit ditawar marah. Sedangkan kita panggil ojek online, ojek pangkalan tinggal panggil teman premannya untuk mengancam konsumen seperti yang terjadi di pasar segar cinere, parkiran restoran A&W. 

Sebenernya pemikiran kita telah dicuci oleh ojek pangkalan, dengan pemikiran bodoh, coba kita pikir 
Jika ojek online itu enak, karna penghasilan ditanggung perusahaan, itu salah. (sebenernya jika driver online enak mereka akan dapet gaji 100%, gak dipotong sana sini.tetapi kenyataannya Mereka harus membayar aplikasi , untuk mereka dapat orderan),  bisa  dikatakan mereka itu sama dengan orang bekerja dikantor hanya saja mereka dilapangan, mereka juga punya target konsumen seperti diperusahaan. Hamya saja mereka tidak berdasi dan tidak ber AC

Kita membela opang ( ojek pangkalan & tukang parkir/ preman) keseharian mereka terkadanh  hanya merokok, maen judi, maen  catur dan maenkerambol,dll.apa itu pantas.. Kehidupan seperti itu kita bela dan biayai.

Kasian mana ojek online yang mereka sepenuh hati utk anak istri. Bekerja dari satu tempat ke tempat lain atau ojek. Dari ujung ke ujung dengan bayaran yang tak seberapa  sedangkan ojek pangkalan berserta premannya hanya  duduk diam nunggu penumpang , memang jg utk anak istri

 

Jika ojek online ilegal tapi santun bagaimana dengan ojek pangkalan dan premannya yang mengancam dan berbuat anarkis pada konsumen driver online? 

Saya pernah menggunakan driver online tanpa aplikasi , mereka memberikan harga kepada konsumen masih wajar , masih bisa diterima oleh akal sehat. Jika dibandingkan dengn ojek pangkalan di pasar segar cinere. Yang memberikan harga kepada konsumen seharga mobil (mahal sekali) .. 

 

Saya cuma bilang, mohon ojek pangkalan dan preman yg merangkap tukang parkir di pasar segar cinere  di tertibkan karna meresahkan masyarakat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun