Mohon tunggu...
Saskia Auliya
Saskia Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah menulis, membaca buku novel, dan lain-lain. Untuk konten favorit saya adalah konten internasional seperti konflik yang sedang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan Internasionalisasi Uber di Tiongkok

31 Oktober 2024   08:10 Diperbarui: 31 Oktober 2024   08:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Uber sebagai pelopor layanan taksi online di Shanghai pada tahun 2013. Di Tiongkok memiliki banyak hal yang tidak terduga, dan tidak memprediksi hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul. Hal-Hal yang menjadi penghalang Tiongkok namun tidak menjadi penghalang bagi Amerika Serikat. Untuk memasuki pasar yang sulit bukanlah hal yang sulit bagi Uber, yang dimana sebelumnya berhasil menavigasi pasar yang beragam.

Dalam hal ini, Uber sudah mengadaptasi sistem guanxi yang sebelumnya tidak diterapkan pada dibisnis E-bay yang kini diterapkan pada aplikasi bisnis Uber. Dan bahkan system guanxi ini tidak hanya diterapkan pada aplikasi Uber saja, melainkan semua aplikasi Uber di dunia sudah ada system guanxi.

Pada saat memasuki pasar Tiongkok, Pemerintah Tiongkok belum mengizinkan/melegalkan beroperasinya bisnis ridesharing baik Uber maupun Didi. Namun, terdapat risiko politik yang unik sudah terjadi di Tiongkok.

Kegagalan Uber di Tiongkok merupakan kasus bagaimana One China Policy, perusahaan Uber harus menghadapi tantangan yang bagaimana menghadapi tantangan yang besar karena yang sangat protektif terhadap  perusahaan lokalnya, terutama di sektor teknologi dan transportasi. 

Pada saat itu pemerintah Tiongkok, sesuai dengan prinsip One China Policy, menuntut Uber untuk melakukan beropasi sebagai entitas yang terpisah di Tiongkok daratan dan harus sesuai peraturan lokal yang sangat ketat.

Hal lainnya, Uber memiliki persaingan dengan Didi Chuxing yang merupakan perusahaan ride-hiling lokal Tiongkok, yang menjadi semakin sulit karena dukungan pemerintah yang kuat terhadap perusahaan domestik. Pada keputusannya, tahun 2016, Uber terpaksa menyerah dan menjual operasinya di Tiongkok kepada Didi Chuxing.

Liu Xiaoming, Wakil Menteri Transportasi Tiongkok menyatakan "Semua perusahaan transportasi online, baik domestik maupun asing, harus beroperasi sesuai dengan hukum dan regulasi Tiongkok. Tidak ada pengecualian dalam hal ini."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun