Mohon tunggu...
Saskhya NagitaAsty
Saskhya NagitaAsty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univesitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Univesitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Telur Terjun Bebas di Kabupaten Blitar

24 Oktober 2021   14:46 Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:50 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Telur merupakan lauk pauk yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Telur mudah untuk di dapat karena harga yang terjangkau dengan kaya protein dan manfaat, telur mudah untuk diolah dalam berbagai macam makanan.

Kabupaten Blitar merupakan daerah penghasil telur terbesar di wilayah Indonesia, pendistribusiannya dikirimkan ke berbagai daerah di Indonesia termasuk daerah Jabodetabek. Karena itu telur ayam asal Blitar dianggap sebagai salah satu penyokong kebutuhan pangan nasional.

Harga telur di Blitar sering mengalami kenaikan dan penurunan, namun penurunan harga yang sangat drastis terjadi di saat pandemi. Para peternak mengeluhkan harga yang tidak sebanding dengan harga pakan, perawatan ayam, kandang, serta tenaga yang di keluarkan.

"hari ini sudah mulai setoran lagi ke pengepul, harganya Rp13.600 per kilogram, harganya tidak menentu, kemarin saya setoran bisa Rp.15.000 - Rp.12.500 per kilogram tiap minggunya" kata Suprayitno selaku peternak telur ayam di Blitar, Minggu (24/10)

Ia mengatakan bahwa harga telur semakin hari semakin memburuk. Ditambah lagi adanya pandemi membuat peternak menjadi resah dengan pendistribusiannya.

Penyebab harga telur anjlok bisa disebabkan karena populasi ayam petelur yang terlalu banyak, menyebabkan oversupply dan harga telur pun menjadi turun. Belum lagi pandemi dan pemberlakuan PPKM sehingga pengiriman telur ke berbagai daerah menjadi terhambat menjadi faktor paling kuat terjadinya oversupply telur dan penurunan harga telur.

Selain itu investor asing sebaiknya tidak perlu ikut beternak ayam petelur sehingga populasi ayam petelur bertambah banyak dan mengakibatkan harga telur jatuh tidak sesuai dengan harga pakan yang mahal. Investor lebih baik memproduksi pakan ternak untuk membantu kebutuhan peternak UMKM supaya berkembang.

Demonstrasi telah dilakukan namun keadaan masih belum juga membaik. Pemerintah sudah menanggapi namun perubahan yang terjadi masih belum membaik. Sekarang peternak hanya bisa pasrah. Pemerintah diharapkan bisa mengatasi permasalahan ini secepat mungkin, karena kejadian ini sudah terlalu lama dan semakin memburuk.

"harapan saya harga telur bisa stabil kembali, tidak seperti ini terus. Karena harga pakan sering sekali naik dan setiap harga pakan naik, harga telur pasti turun. Tidak sesuai dengan pengeluaran dan pemasukan. Seperti sekarang harga pakan naik menjadi Rp 6.700 per kilogram, jika seperti ini terus bisa bisa peternak banyak yang gulung tikar" tambahnya.

Dari pernyataannya sudah jelas bahwa penurunan harga telur di barengi dengan kanaikan harga pakan, sehingga peternak harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar tidak merugi terus menerus. Jika harga pakan murah, para peternak bisa mentolerir harga telur saat ini. Namun, kenyataannya tidak seperti fakta yang ada sekarang.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para peternak untuk bisa mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugiaan yaitu dengan memanfaatkan telur telur sebagai makanan kekinian ataupun sebagai campuran makanan, seperti makanan seblak, sempol, roti atau makanan lain yang di sukai anak anak dan orang zaman sekarang. Dengan begitu para peternak bisa menghasilkan keuntungan. Atau bisa juga para peternak membuat suatu komunitas di media sosial dengan menjual telur sesuai harga pasaran dan tidak hanya berpatok pada pengepul. Dengan begitu para peternak bisa mendapatkan hasil dari jerih payah mereka mengurus ternaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun