Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, masak-masak di kitabrasa, jualan wedang rempah budhe sumar. Menerima jasa edit dan tulis ini itu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Festival Gamelan Hingga Festival Memedi Sawah, Semua Ada di Jogja

29 Desember 2012   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunyi gamelan mengalun pelan, nadanya membuai jiwa-jiwa yang berkumpul di Gedung Purna Budaya, Universitas Gajah Mada. Para niyaga dan sinden yang sebagian besar berusia muda nampak meresapi tiap alunan merdu yang tercipta. Ratusan anak muda yang duduk lesehan di atas tikar pun terlihat begitu menikmati pertunjukan. Tak berapa lama, panggung pun berganti suasana. Irama gamelan yang tadinya pelan kini berganti menjadi rancak berpadu dengan suara alat musik lain. Seorang penyanyi tampil atraktif memukau para penonton. Gamelan dan band berpadu dalam harmoni, meninggalkan unsur kekunoan berganti dengan kekinian.

Jika dewasa ini gamelan kerap diidentikkan dengan musik yang monoton dan membosankan, sehingga jarang anak muda mau mendengarkan atau memainkannya, maka hal tersebut tidak berlaku di Yogyakarta. Di kota istimewa ini Festival Gamelan yang diadakan setahun sekali justru menjadi momen yang sangat dinantikan oleh anak-anak muda. Gamelan tidak lagi hadir dalam bentuknya yang klasik namun telah bertransformasi menjadi musik yang digemari oleh anak muda dan menjadi salah satu budaya populer.

[caption id="attachment_232073" align="aligncenter" width="540" caption="Gamelan dan Band Berpadu Dalam Harmoni (foto: http://satulingkar.com)"][/caption]

Banyak kelompok musik yang memasukkan gamelan sebagai musik utama, sebut saja Kua Etnika, Plentong Konslet, dan Stupa Etnic. Bahkan dalam gelaran NgayogJazz yang diselenggarakan tiap tahun, gamelan digunakan untuk mengiringi musik jazz dan hasilnya sangat ciamik. Di tengah derasnya budaya K-Pop yang merasuki generasi muda, di Yogyakarta gamelan tetap memiliki peran penting. Gamelan mampu beradaptasi dan mengikuti perubahan jaman sehingga masih tetap diminati oleh anak muda.

Gamelan pun dikemas menjadi paket wisata menarik. Banyak tour operator yang memasukkan belajar gamelan ke dalam paket wisatanya.  Namun jika Anda hanya ingin menyaksikan pertunjukan gamelan Anda bisa datang ke Keraton Yogyakarta, karena pada hari-hari tertentu di Bangsal Manganti ada pertunjukan gamelan. Anda pun bisa datang ke Rumah Budaya Tembi untuk belajar memainkan gamelan atau ke basecamp Komunitas Gayam 16 untuk bertanya banyak hal tentang gamelan gaul.

[caption id="attachment_232074" align="aligncenter" width="563" caption="Wisatawan Asing Belajar Gamelan di Tembi Rumah Budaya (foto: tembi.net)"]

13567642881780064773
13567642881780064773
[/caption]

Selain tetap mempertahankan budaya sendiri. Masyarakat Yogyakarta juga tidak menutup dengan datangnya budaya dari luar. Namun secara arif mereka mampu mengolahnya sehingga citarasa lokal tetap terjaga dan menjadi pertunjukkan yang menarik dan membuka mata dunia. Sebut saja kelompok pimpinan Kill the DJ yang dikenal dengan nama Jogja Hip Hop Fondation. Dengan mengusung musik hip hop yang bertempo cepat, kelompok ini  kerap membuat lirik dalam bahasa jawa dengan iringan musik tradisional yang menarik. Karena orisinalitas dan gebrakannya, Jogja Hip Hop Fondation baru saja diundang untuk melakukan tour keliling Amerika, tempat dimana musik hip hop itu berasal.

Sebagai kota yang menjadi barometer budaya, Yogyakarta memang layak diacungi jempol. Di kota ini budaya dan tradisi terus dihidupi oleh masyarakatnya. Berbagai festival digelar sebagai langkah promosi sekaligus mengenalkan kembali budaya-budaya yang mulai tergilas waktu kepada masyarakat. Sebut saja Festival Dolanan Bocah, Festival Upacara Adat, hingga Festival Memedi Sawah.

Festival Dolanan Bocah tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan kembali dolanan atau permainan anak-anak yang mulai hilang. Dalam festival ini akan ada beragam permainan seperti dakon, engklek, gobak sodor, dan lain-lain. Sedangkan Festival Upacara Adat adalah untuk menampilkan kembali upacara-upacara adat yang kerap di gelar di tiap kabupaten yang ada di DIY, namun dalam format yang lebih sederhana. Jika biasanya Anda harus datang ke Ambarketawang untuk melihat Saparan Bekakak, atau datang ke Makam Raja-Raja Imogiri untuk melihat upacara Ngurah Enceh, maka dalam Festival Upacara Adat ini Anda cukup datang ke Malioboro dan Alun-alun Utara tempat dilangsungkannya festival.

Sedangkan yang baru saja dilangsungkan adalah Festival Memedi Sawah. Dalam festival ini puluhan orang-orangan sawah yang berfungsi untuk mengusir burung pun dipasang di areal persawahan di Kebon Agung, Bantul.  Musikalisasi dengan atribut memedi sawah pun turut meramaikan acara. Tak hanya petani yang ambil bagian dalam kegiatan ini, tapi seniman, pelajar, dan mahasiswa pun turut berperan serta.

[caption id="attachment_232075" align="aligncenter" width="540" caption="Festival Memedi Sawah di Desa Wisata Kebon Agung (foto: tribunnews.com)"]

13567643271696903650
13567643271696903650
[/caption]

Berbincang tentang Yogyakarta memang tak kan pernah ada habisnya. Selalu ada hal baru yang bisa digali di tempat ini. Tradisi dan masa kini berjalan berdampingan, bahkan terkadang berkelindan dengan mesra. Yogyakarta, dengan caranya sendiri selalu mampu mengikat hati seseorang untuk selalu pulang atau datang mengunjunginya. Mari jelajahi pesona Yogyakarta dan ciptakan cerita yang penuh makna!

[caption id="attachment_232072" align="aligncenter" width="540" caption=" Jogja selalu berhasil memikat siapa saja (Foto: @blogbrain)"]

1356764177703433787
1356764177703433787
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun