Misalnya program “The Lost Treasure” yang berisikan aktivitas mencari harta karun berupa emas hijau. Nantinya para peserta diajak untuk bertualang guna mencari dan menemukan aneka tanaman yang menjadi bahan dasar pembuatan minyak atsiri berdasarkan “peta harta karun dan clue” yang telah dibuat. Selain fun, kegiatan ini secara tidak langsung sudah menjadi sarana edukasi bagi peserta. Dengan membaca petunjuk yang ada, para peserta akan belajar mengenali aneka tanaman yang berguna untuk kesehatan dan bahan dasar minyak atsiri.
Hal lain yang perlu dilakukan oleh pengelola Museum Minyak Atsiri adalah memberikan suguhan interaktif. Jadi selain bisa menikmati koleksi museum, wisatawan juga diajak untuk terlibat langsung dan melihat proses pembuatan minyak atsiri baik secara modern maupun secara tradisional.
Museum juga sebaiknya menjadi sarana menumpahkan kreasi dengan kerap mengadakan workshop atau kelas-kelas kursus yang menjadikan pengunjung sebagai peserta. Workshop membuat parfum, workshop membuat sabun, workshop pertanian, dan masih banyak lagi. Workshop-workshop tersebut harus dikemas secara kreatif dan bisa diikuti oleh berbagai rentang usia baik anak-anak hingga orang dewasa.
Selain menjadi pusat edukasi dan pengembangan kreativitas, museum juga harus mampu menjadi tempat rekreasi. Pulang dari museum sebaiknya wisatawan menjadi fresh dan bukannya stress atau bête gara-gara bosan dengan keadaan di dalam museum. Museum Minyak Atsiri sendiri sebenarnya sudah diuntungkan dengan lokasinya yang terletak di kawasan pegunungan dengan pemandangan alam yang indah. Keberadaan taman bunga dan tanaman obat kelak akan menjadi daya tarik tersendiri sekaligus lokasi selfie favorit generasi masa kini.
Saya sendiri berharap Museum Minyak Atsiri akan dilengkapi dengan fasilitas penginapan yang menyatu dengan alam juga camping ground. Sehingga wisatawan bisa menikmati suasana asri pegunungan, belajar tentang budidaya tanaman, belajar tentang pembuatan sabun maupun parfum, menikmati aneka kuliner lezat, melakukan outbond yang menyenangkan, dan semuanya bisa dilakukan dalam satu tempat. One stop recreation and learning center.
Berawal dari program-program sederhana yang menarik, nantinya akan banyak masyarakat yang tertarik untuk datang ke Museum Minyak Atsiri. Dari kunjungan perdana yang berkesan, mereka pun akan tertarik untuk belajar tentang pengolahan minyak atsiri maupun ilmu pengetahuan lainnya. Sehingga kelak akan muncul ilmuwan-ilmuwan baru yang mampu menciptakan hal-hal besar dan menjadikan Indonesia sebagai mercusuar baru dalam bidang ilmu pengetahuan tentang minyak atsiri.
Jika puluhan tahun lalu pabrik ini penuh dengan hiruk pikuk para pekerja, saya bermimpi belasan hingga puluhan tahun kemudian museum ini akan penuh dengan anak-anak yang melakukan percobaan ilmiah, remaja kreatif yang asyik melakukan penelitian yang berguna bagi masyarakat, serta sosok-sosok inovatif yang mampu menciptakan penemuan baru.
Museum Minyak Atsiri juga menjadi jujugan utama bagi siapapun yang ingin belajar tentang seluk beluk atsiri dan pengolahannya. Semoga melalui keberadaan museum ini, emas hijau Indonesia kembali memancarkan kemilaunya. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H