Siapa yang tak kenal Gunung Rinjani? Bagi para pendaki gunung profesional yang terobsesi untuk menaklukkan seven summit Indonesia, Rinjani merupakan salah satu gunung yang wajib didaki karena merupakan gunung tertinggi nomor 3 di Indonesia setelah Jayawijaya dan Kerinci. Gunung ini juga disebut-sebut memiliki trek pendakian bintang lima. Hal ini dikarenakan selama menempuh perjalanan, para petualang akan melewati hutan tropis, areal perkebunan sayuran, ngarai hijau nan mempesona, padang savanna, padang pasir hingga gigir pegunungan yang menciutkan nyali. Boleh dibilang Gunung Rinjani adalah paket lengkap yang sulit didapatkan di gunung-gunung Indonesia lainnya, sebab para pendaki bisa menjelajahi medan yang begitu beragam berbonus pemandangan yang teramat cantik.
[caption id="attachment_225224" align="aligncenter" width="540" caption="Taman Nasional Gunung Rinjani (Sumber: Landscape Indonesia)"][/caption]
Bagi para pecinta fotografi landscape, Rinjani menawarkan bentang alam yang eksotis karena merupakan zona transisi Garis Wallacea. Di Rinjani inilah flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan flora dan fauna Australia sehingga banyak terdapat tanaman dan hewan endemik. Danau Segara Anak yang terletak di dekat puncak Rinjani juga menjadi objek yang sangat menarik untuk diabadikan melalui lensa. Sedangkan bagi para pecinta jalan-jalan, Gunung Rinjani layak dikunjungi karena tempat ini menjanjikan pengalaman berwisata yang tak terlupakan. Meski Anda bukan pendaki profesional, Anda tetap bisa menjelajahi Gunung Rinjani asal memiliki stamina yang kuat. Di tempat ini terdapat banyak porter dan guide yang siap membantu pendakian Anda. Bahkan karena pengelolaan wisatanya yang baik, kawasan Rinjani beberapa kali memperoleh penghargaan, di antaranya menjadi tempat penjelajahan gunung dengan pengelolaan terbaik di Asia Tenggara serta kawasan ekowisata terbaik di Indonesia.
[caption id="attachment_225225" align="aligncenter" width="540" caption="Padang Savana di Sembalun, Rinjani (Sumber: Landscape Indonesia)"]
Tak hanya bagi para pecinta jalan-jalan dan pegiat alam bebas, bagi umat Hindu Bali dan warga Suku Sasak, Gunung Rinjani memiliki nilai spiritual yang tinggi. Gunung cantik setinggi 3.726 m dpl ini disucikan oleh masyarakat yang tinggal disekitarnya dan juga umat Hindu Bali karena dianggap sebagai tempat tinggal para dewa. Bahkan dalam Purana Hyang Pasupati , Rinjani disebutkan memiliki hubungan yang erat dengan Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Agung di Bali. Masyarakat Sasak percaya bahwa arwah orang meninggal akan bersemayam di Gunung Rinjani, berkumpul dengan para leluhur yang telah mendahului mereka.
Tegak menjulang dengan gagah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, gunung yang berada dalam wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ini memancarkan pesonanya tersendiri dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan mancanegara. Setiap tahunnya, ribuan wisatawan asing maupun lokal membanjiri TNGR untuk menaklukkan puncak Rinjani. Setelah atau sebelum mencapai puncak, biasanya mereka akan berkemah di tepian Danau Segara Anak yang berbentuk sabit untuk menikmati hari-hari yang tenang dan menyatu dengan semesta. Pada purnama bulan kelima, di tepian danau ini biasa diadakan upacara Mulang Pakelem atau pemberian persembahan kepada roh gunung oleh umat Hindu Bali dan Lombok. Masyarakat Wetu Telu juga kerap berdoa di tempat ini pada malam bulan purnama.
[caption id="attachment_225227" align="aligncenter" width="538" caption="Danau Segara Anak (sumber: edhyparadise.blogspot.com)"]
[caption id="attachment_225228" align="aligncenter" width="540" caption="Air Terjun Sendang Gile (Sumber: Landscape Indonesia)"]
Anda menggemari wisata budayadan bergaul dengan masyarakat lokal? Kawasan Rinjani menjadi tempat yang tepat untuk berwisata sebab lereng Gunung Rinjani terdapat kampung adat Senaru yang ditinggali oleh Suku Sasak. Rumah-rumah warga di kampung adat ini semuanya menghadap ke arah Gunung Rinjani sebagai bentuk penghormatan. Di kawasan ini juga terdapat daerah yang dikenal dengan nama “Bayan Beleq” yang memiliki cagar budaya berupa Masjid Kuno Watu Telu. Jika ingin mengenal kehidupan masyarakatnya, Anda bisa bergaul dengan penduduk lokal yang rata-rata berprofesi sebagai porter.
[caption id="attachment_225230" align="aligncenter" width="540" caption=" Menanti Mentari Terbit di Desa Senaru (Sumber: Landscape Indonesia)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H