Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, masak-masak di kitabrasa, jualan wedang rempah budhe sumar. Menerima jasa edit dan tulis ini itu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kiprah Nyata Aktivis Dunia Maya untuk Menghijaukan Bumi*

10 Mei 2010   10:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bakti sosial, konservasi, penghijauan, entah apapun namanya. Bagi saya dan teman-teman intinya satu, senang-senang dan jalan-jalan. Yapz, itulah yang saya rasakan saat bergabung dengan kawan-kawan untuk menanam 1000 pohon bakau api di muara Kali Opak, Bantul, Yogyakarta. Acara yang awalnya digagas oleh kawan-kawan dari DetikForum regional Jogja ini kemudian diikuti juga oleh teman-teman canting dan Palmae UGM. Sejak awal memang sudah ditekankan “kita tidak membawa bendera komunitas masing-masing, tapi intinya adalah hijau bersama untuk Jogja”. Jadi, meski berasal dari berbagai komunitas yang berbeda dan tidak saling mengenal awalnya, acara ini tetap berjalan dengan sukses.

Semua ambil bagian. Ada yang mengangkut bibit pohon dari lokasi pembibitan ke lokasi penanaman, ada yang menggali lubang, ada yang menancapkan bambu sebagai penahan, ada yang memasukkan bibit dan menutup lubang, ada yang lari kesana-kemari nggak jelas, ada yang foto-foto, ada yang jadi tukang poto. Meskipun hujan mengguyur, hal tersebut tidak mengendurkan semangat kawan-kawan. Bayangan akan makan siang yang lezat hijaunya pesisir selatan 10 tahun mendatang dan burung-burung yang bersarang di kawasan tersebut menjadi penyemangat bagi mereka untuk terus bekerja. Angkut-angkut-angkut, gali-gali-gali, tanam-tanam-tanam, yeah akhirnya deretan pohon bakau muda pun tertanam dengan berantakan rapi.

Rencana awal yang akan menanam 1000 pohon rupanya tidak tergenapi. Hal ini dikarenakan ada beberapa bibit yang mati. Pohon yang kami tanam mungkin hanya sekitar 700an batang. Usai aksi tanam-menanam satu hal yang tak boleh terlupa, foto-foto. Bukan, bukannya kami ingin eksis dan nampang. Tapi mas-mas dan mbak-mbak tukang poto itu meminta kami untuk bergaya, jadi ya sudah kami pasrah saja. Dan inilah beberapa foto hasil jepretan tukang poto ituh.

[caption id="attachment_137797" align="aligncenter" width="400" caption="(Sash' pic)"][/caption] [caption id="attachment_137802" align="aligncenter" width="400" caption="(Sash' pic)"][/caption] [caption id="attachment_137808" align="aligncenter" width="400" caption="(Sash' pic)"][/caption]

Saya dan kawan-kawan sadar bahwa apa yang kami lakukan ini hanyalah sebuah langkah kecil. Tapi kami berharap langkah kecil ini mampu meninggalkan jejak dan memberikan perubahan bagi dunia (ah ini terlalu muluk-muluk). Oke saya ralat, kami berharap langkah kecil ini mampu meninggalkan jejak dan memberikan perubahan bagi pesisir selatan Bantul, Yogyakarta (masih muluk-muluk). Kami berharap semua ini tidak sia-sia. Meskipun tidak memberikan dampak yang cukup berarti untuk pesisir selatan, setidaknya kegiatan ini memberikan perubahan bagi diri kami sendiri. Supaya kami lebih peduli dan menyayangi bumi yang semakin keriput ini.

Salam hijau!

* Judul tulisan diambil secara ilegal dari facebooknya simbah a.k.a mas Wiwied

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun