Mohon tunggu...
Sofian Munawar
Sofian Munawar Mohon Tunggu... Editor - PENDIRI Ruang Baca Komunitas

"Membaca, Menulis, Membagi" Salam Literasi !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Heboh Desember

23 Desember 2011   11:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_247021" align="alignleft" width="300" caption="sumber: google image"][/caption]

Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang direncanakan.

Rencana yang baik adalah rencana yang dapat dikerjakan

Pertengahan Desember lalu saya berada di Surabaya untuk suatu pekerjaan. Saya menginap di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Surabaya. Ada suasana yang agak aneh yang saya rasakan. Suasana hotel yang biasanya nyaman, santai, justru hiruk pikuk, ramai seperti pasar. Apalagi pada saat-saat jam makan, suasananya menjadi kian krodit, gaduh tidak karuan. “Memang ini lagi full, Pak. Banyak tamu dan banyak kegiatan,” ucap salah seorang security hotel memberi informasi.

Setelah saya berada di luar hotel, saya baru menyadari kondisi itu. Setidaknya, terbaca dari ragam banner spanduk, baliho, dan semacamnya yang ada di sekitar hotel. Tampak memang sejumlah woro-woro: Ada pelatihan ini-itu, ragam seminar-workshop, lokakarya, dan sejumlah kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh berbagai departemen dan instansi setempat. Bahkan, dari beberapa spanduk terbaca pula ada sejumlah instansi dari luar kota sekitar Surabaya, seperti Malang dan Jember.

“Wow, luar biasa. Orang-orang sini hebat euy, aktif-aktif yach,” saya berucap spontan pada seorang kawan yang kebetulan ‘arek Malang’ yang sudah lama menetap di Surabaya. “Apanya yang hebat? Kegiatan-kegiatan itu hanya dalam rangka menghabiskan anggaran,” tukas kawan saya. Sebagai abdi negara, kawan saya yang satu ini memang hafal benar bagaimana alurprogram dan penganggaran berbagai kegiatan di suatu departemen. Menurutnya, setiap akhir tahun di bulan Desember itu hampir setiap departemen pada kejar setoran. Banyak hutang program yang harus dilaksanakan. Bahkan, lebih banyak lagi kegiatan yang dipaksakan untuk dilaksanakan. “Pokoknya, kegiatannya apa saja lah, mungkin sebelumnya tidak direncanakan, tapi yang penting harus terlaksana pada bulan Desember sehingga tidak perlu ada pengembalian anggaran,” ujarnya.

Ironisnya lagi, kawan saya bercerita, bahwa sejumlah agenda kegiatan yang sejatinya dapat dilakukan di internal kantor namun justru sengaja dibawa keluar kantor dan seringnya malah dilaksanakan di luar kota. Sebaliknya, instansi-instansi dari luar kota di sekitar Surabaya seringkali melaksanakan kegiatannya di Surabaya. Karena itu tidak heran mengapa ada instansi dari Pemda Malang, misalnya melakukan kegitan di Surabaya. Demikian juga sebaliknya, mengapa sejumlah instansi di Surabaya mengadakan kegiatan di Kota Batu, Malang, atau kota-kota sekitar lainnya. “Itu salah satu trik untuk menguras anggaran. Karena kalau kegiatan dilaksanakan di luar kota, kita akan dapat uang perdiem lebih banyak,” ujar kawan saya menambahkan.

Saya tidak percaya sepenuhnya atas informasi kawan saya itu. Saya masih percaya bahwa kegiatan-kegiatan yang berjimbun itu merupakan agenda kerja yang telah lama direncanakan, bukan agenda serampangan untuk sekadar menghabiskan anggaran. Karena kegiatan-kegiatan itu sudah diagendakan jauh-jauh hari secara terencana, maka tidak ada alasan untuk tidak melaksanakannya. Persis karena kesangsian saya pada informasi yang disampaikan kawan itu, saya merasa perlu mencari informasi pembanding pada kawan-kawan saya yang lainnya. Saya ingin mencari tahu, apakah benar kegiatan yang banyak dilakukan pada bulan Desember itu semata untuk menghabiskan anggaran?

Namun ironisnya, hampir semua kawan saya yang ditanya seputar persoalan itu, tidak ada satu pun yang"menolak kebenaran" informasi kawan saya itu. "Kalau soal gituan mah bukan hanya di Surabaya, di dieu oge di Bandung sarua wae," ujar kawan saya yang saat ini bertugas sebagai PNS di lingkungan Pemda Jawa Barat. Sementara kawan saya yang lain yang menjadi 'abdi dalem' di Pemda DKI Jakarta juga mengamini fenomena itu.Bahkan, menurutnya, praktek kejar setoran dan cuci gudang anggaran di bulan Desember bukan saja menjadi tradisi di departemen dan instansi-instansi pemerintah semata, tapi juga di lembaga-lembaga lain, termasuk di lembaga sosial seperti LSM. "Heh, elu lihat saja, hampir semua departemen, instansi, termasuk lembaga sosial seperti LSM pasti pada banyak bikin acara dan pada heboh di akhir tahun di bulan Desember," teriak kawan saya nyerocos.

Apa yang dikemukakan kawan-kawan saya mungkin belum tentu benar, namun semua itu telah membuat saya tersentak dan tersadarkan … Saya lantas menduga-duga, jangan-jangan agenda yang baru saja kemarin saya lakukan di Surabaya itu merupakan bagian dari program “heboh Desember”: Rutinitas yang sejatinya tidak terencana dengan baik, tapi mau-tidak mau harus dilaksanakan dalam rangka kejar setoran dan cuci gudang anggaran!! Entahlah …

[caption id="attachment_247022" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: google image"]

13654787274299641
13654787274299641
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun