Buku Antologi Puisi ke-6 Komunitas Wartawan Usia Emas

Usia hanya hitungan angka. Yang terpenting adalah mental dan motivasinya untuk terus berkarya.  Maka lahirlah buku antologi puisi karya sekelompok wartawan Jawa Timur, berusia di atas 50 tahun yang menamakan diri Warumas (wartawan usia emas). Bertajuk "Eksotika Jawa Timur", buku ini merupakan penerbitan ke-6, sejak penerbitan pertama pada tahun 2021. Peluncuran antologi puisi seri ke-6 itu digelar sederhana di cafe Omah Lawas, Jl. Taman Potro Agung No. 6 Surabaya.

Sesuai judulnya, karya-karya puisi yang terkumpul dalam antologi ini mengangkat pariwisata Jawa Timur, mulai panorama, kuliner hingga wisata sejarah. Para wartawan senior itu menulis puisi dengan kacamata jurnalistik. Maka puisi yang dihasikannya pun tampak unik. Ibarat membaca laporan jurnalistik dengan keindahan dan ritme kata dalam bingkai sajak. Diantara para wartawan tersebut, ada sebagian memang terkenal sebagai penyair.

Buku setebal 150 halaman tersebut memuat 65 karya puisi dari 12 orang anggota Warumas dan 4 orang penulis tamu, diterbitkan oleh penerbit Meja Tamu Sidoarjo. Para wartawan penyair tersebut adalah : Amang Mawardi, 71 tahun, eks wartawan Pos Kota dan Surya, Toto Sonata (72) eks harian Suara Indonesia, Aming Aminoedhin (63) mingguan Media Pendidikan, Arieyoko (67) eks Harian Republika , Achmad Pramudito (61) eks Harian Surya dan kini mengelola iniSurabaya.com,  Imung Mulyanto (65) ex Pimred Arek TV Surabaya, Ida Noershanty Nicholas (61) ex Harian Neraca dan kini Dosen, Karyanto (65) ex Harian Surya dan kini mengelola media online arekmemo.com, Kris Maryono (61) ex reporter RRI Surabaya, Mudjianto (63) pengelola kirananews.com, Rokim Dakas (68) jatimkini.com dan Sasetya Wilutama (61) ex SCTV, kini kembali ke habitatnya menulis berbagai jenis tulisan baik bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa.

Sedangkan para penulis tamu terdapat nama Hariono Santosa, mantan Dirut TVRI yang beberapa waktu lalu menerbitkan karya novel dwilogi, komedian Djadi Galajapo serta Nunung Harso, pelukis wanita dan mantan anggota DPRD Surabaya dua periode. Nunung pula yang menyediakan cafe miliknya sebagai tempat peluncuran buku antologi puisi "Eksotika Jawa Timur".

"Kami menolak pensiun dalam berkarya" ujar Amang Mawardi, yang sudah menulis 17 buku dan tiga diantaranya adalah buku antologi puisi tunggal.

Walaupun para wartawan tersebut sudah tidak terikat dengan perusahaan media, namun mereka masih aktif berkarya sampai sekarang. Tulisan reportase maupun artikel Amang tiap hari muncul di salah satu media online di Surabaya. Imung Mulyanto pada awal 2024 juga menerbitkan karya novel pertamanya dan segera disusul karya novel keduanya.

Menurut Ketua Warumas, Kris Maryono, komunitasnya akan terus menerbitkan buku antologi puisi, dengan tema beragam. Kini sedang bersiap untuk menerbitkan buku ke-7 yang direncanakan terbit Pebruari 2025.***