Menonton pentas Roadshow Puisi Menolak Korupsi (PMK) ke 66 di Bojonegoro, Sabtu (11/11) malam, menorehkan kesan mendalam, bahwa melawan korupsi musti terus menerus digelorakan.
Gelora itu tersirat dari musik berenerji yang dimainkan Yuli Zedenk n Friend, pada dawai gitar dan saxophone. Ditimpa lengking bunyian ekspresif perkusi Hewod (Tuban).Â
Kekuatan irama musik yang melompati oktaf tak lazim itu, jadi kian meletup saat penyair Purwokerto (Wage Teguh Wiyono), tampil membacakan puisinya yang keras. Juga penari Erni (Purbalingga) yang meliuk dengan gerakan gesitnya.Â
Kolaborasi seni musik, puisi serta tari yang berlangsung di Aula kampus Universitas Bojonegoro (Unigoro) itu ditutup dengan munculnya Nung Bonham (Kudus) yang menyanyi layaknya doa. Tepat Pukul 23.47 menit.Â
"Pagelaran yang hebat dan menguras enerji," ujar Bontot Sukandar (Tegal). Usai kolaborasi yang berdurasi 20 menit itu, diakhiri.Â
Bontot Sukandar malam itu memang menjadi pendulum acara. Memanggil serta memperkenalkan satu-satu laskar PMK.Â
Mulai Sahanaya (Tasikmalaya), Ambar Kristiyani, Syafia, Imam Subagyo dan Lukni Maulana (Semarang). Agus Rego bersama dua murid ciliknya, Sabrina dan Putri.Â
Ada juga Abi dan Kirana (Malang), Nung Boham, Sri Kanti, Bre dan Yani (Kudus), Gus Aan beserta 10 santrinya (Sarang, Rembang). Aloeth (Pati), Bambang Karno (Wonogiri), Tulus Taruna (Madiun), Denting Kemuning (Surabaya), Indri Yuwandari (Blitar).Â
Sebagai tuan rumah Bojonegoro menampilkan penyairnya, Agus Sighro, Gampang Prawoto, Hery Abdi Gusti serta Arieyoko.Â
"Sungguh kami berterima kasih kepada Unigoro, Lemcadika Kwarcab, Disbudpar, PT ADS, Joglo nDelik Kafe, Hayaru Kafe. Dan semua pihak yang mendukung Roadshow PMK 66 ini terlaksana," tutur Agus Sigro sebagai Ketua Panitia.Â