Mohon tunggu...
Sasana Wati
Sasana Wati Mohon Tunggu... Guru - guru bahasa jawa

salah satu guru bahasa jawa yang ingin mengedepankan "unggah ungguh" untuk pedoman hidup dan tidak melupakan asal usulnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Unggah-ungguh Siswa di Era Pandemi

2 Desember 2021   07:40 Diperbarui: 2 Desember 2021   07:48 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti kita ketahui bersama bahwa negara Indonesia sedang mengalami pandemi virus covid-19. Banyak sektor harus mengurangi mobilitas termasuk sektor pendidikan. Kondisi ini tentu saja tidak memungkinkan guru mendidik secara langsung atau tatap muka dengan siswa. Mendikbud menganjurkan bagi daerah memastikan guru dapat mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan guru guru dan siswa.

Walaupun guru mengajar dari rumah bukan berarti hanya mengajar materi pelajaran saja. Transfer pendidikan karakter juga disisipkan dalam pembelajaran melalui penilaian sikap. Tetapi hal ini dirasa belum berhasil dikarenakan banyaknya kendala di lapangan terkait pembelajaran daring atau dalam jejaring. Lalu siapakah yang harus bertanggungjawab atas kejadian ini ketika guru harus belajar dari rumah, ketika guru harus mengajar dari rumah?

Berdasarkan pemaparan tersebut maka peran orang menjadi garda depan untuk mendampingi putra putrinya dalam belajar. Rumah adalah tempat penanaman pertama perkembangan sikap dan karakter siswa.

Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan guru untuk mengawal perkembangan karakter siswa adalah dengan membagikan lembar kontrol perkembangan karakter siswa dan orang tua. Dalam pengisian lembar karakter ini harus dipantau orang tua setiap harinya. Lembar kontrol ini dinilai oleh guru dan diberikan umpan balik untuk refleksi bersama.

Sebagai siswa yang bersekolah di tanah Jawa, unggah-ungguh adalah penerapan karakter yang harus melekat dalam diri pribadi siswa. Unggah-ungguh tersebut diaplikasikan dalam perbuatan dan tuturan. Bagaimana siswa bersolah bawa dan bertutur kata ada aturannya. Sementara saat pandemi ini siswa mengesampingkan unggah-ungguh dikarenakan siswa lebih sering berinteraksi dengan laptop atau handphone. Hal ini disebabkan penerapan unggah-ungguh bukan sekedar teori, tetapi lebih kepada pembiasaaan. Maka, mari bersama-sama membiasakan bertingkah laku dan bertuturkata sesuai unggah-ungguh yang tepat.

Adapun unggah-ungguh berinteraksi melalui seluler yang dapat diterapkan oleh siswa jika berinteraksi dengan guru atau orang yang lebih tua diantaranya:

  • Mengucapkan salam dan menyapa
  • Memohon maaf karena mengganggu waktu
  • Menguraikan maksud dan tujuan
  • Menggunakan bahasa sesuai dengan unggah-ungguh yang tepat
  • Memperhatikan waktu mengirim pesan
  • Mengucapkan terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun