Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Pentingnya Sebuah Value dalam Keluarga

18 Oktober 2014   00:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga merupakan elemen terkecil dalam sebuah negara. Negara yang kuat adalah jika setiap keluarga memiliki pondasi yang kuat dalam banyak hal serta tangguh dalam menghadapi ujian. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang terbanyak ke 4 di dunia, dalam hal jumlah angka ini bisa menguntungkan namun juga bisa merugikan jika sarana dan prasarana sudah mendukung.

Pada jaman orde baru pemerintah berhasil mengendalikan jumlah penduduk, sehingga angka kelahiran dapat ditekan dan ketersediaan pangan dapat mencukupi kebutuhan sendiri bahkan diekspor hingga manca negara. Namun sekarang keadaan banyak berubah banyak pasangan muda menikah tanpa ada perencanaan yang matang dan banyak yang memiliki anak lebih dari dua.

Padahal KB yang dulu dicanangkan memiliki tujuan yang bagus dengan dua anak cukup maka dua anak dapat menggantikan orang tuanya dan kesejahteraan anak dapat lebih baik karena biaya pendidikan yang bisa terpenuhi dan kualitas kasih sayang orang tuanya yang cukup kepada kedua anaknya.

Banyak orang menganggap KB adalah kontrasepsi atau kondom padahal KB adalah value tentang planning dimana jika sebuah keluarga memiliki value yang benar maka akan mendorong pengambilan keputusan yang  benar sehingga dengan value yang benar maka akan memiliki mindset yang benar pula.

1413542105949787105
1413542105949787105

Hal ini dijelaskan oleh Bapak Sonny Harry B Harmadi selaku ketua Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI pada acara nangkring bareng kompasiana BKKBN di Outback Cafe pada 14 Oktober 2014 lalu. Dalam acara tersebut banyak hal menarik yang diungkapkan mengenai demografi di Indonesia diantaranya adalah pada pemerintahan Bapak Jokowi dimasa mendatang BKKBN akan berubah menjadi kementrian. Beberapa alasan berubahnya BKKBN menjadi kementrian adalah bisa membuat Peraturan Pemerintah tentang kependudukan sehingga posisi BKKBN menjadi lebih kuat dengan adanya peraturan pemerintah, dan dengan posisi kementrian maka bisa membuat kebijakan berdasarkan data kependudukan yang ada misalnya kebijakan energi berdasarkan jumlah penduduk yang ada atau kebijakan pembuatan jalan berdasarkan jumlah penduduk yang melewati atau menggunakan.

Hal lainnya yang akan menjadi ancaman di masa mendatang adalah tingginya angka kematian ibu pasca melahirkan akibat kurangnya sarana kesehatan di berbagai daerah serta daya tampung di Indonesia yang hanya bisa menampung sekitar 330 juta jiwa sedangkan penduduk Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa maka di tahun 2045 akan timbul masalah besar seperti perebutan tempat tinggal bahkan air bersih karena kurangnya lahan di Indonesia.

14135426731298364113
14135426731298364113

Persoalan di masa mendatang akan lebih besar dibandingkan dari korupsi karena antara satu orang dengan yang lain akan saling memperebutkan hal yang tidak pernah kita pikirkan di masa sekarang. Hal ini pula yang dijelaskan Bapak Akbar Faisal selaku aktivis Rumah Transisi dan anggota DPR RI.

Sekarang di sekitar saya sendiri sering melihat banyaknya anak muda menikah tanpa perencanaan yang matang misalnya financial, tempat tinggal, bahkan jumlah anak yang akan dimiliki. Seringkali saya melihat jarak usia antara anak 1 dengan yang lain hanya terpaut 1 atau 2 tahun padahal dari sisi psikologis idelanya jarak antara anak pertama terhadap anak kedua adalah 5 atau 6 tahun sehingga tidak terjadi kecemburuan atau kesenjangan kasih sayang orang tua terhadap anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun