Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Bike Man", Tukang Ojek Muda yang Membanggakan Orangtua

11 September 2019   16:23 Diperbarui: 11 September 2019   16:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi tukang ojek di sebagian negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand banyak ditemui baik di jalan protokol maupun jalan yang dekat dengan perumahan. Sepintas tukang ojek menjadi profesi yang kurang bergengsi karena penampilan yang kurang rapi atau kemampuan pendidikan formal yang rendah. 

Namun tidak semua sopir ojek seperti itu, apalagi kini dengan teknologi pengemudi ojek lebih rapi, memiliki pendapatan tetap dan banyak dilakukan oleh lulusan sarjana. Banyak alasan mengapa orang memilih profesi menjadi tukang ojek. Ada yang ingin menambah pemasukan tambahan untuk membantu keluarga atau membiayai pendidikan sendiri sebagai mahasiswa. 

Banyak kisah inspiratif yang tidak terduga dari profesi tukang ojek. Salah satunya Leony Sondang Suryani mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro yang berhasil lulus Cumlaude dengan IPK 3.67 walaupun berprofesi sebagai tukang ojek online. 

Cerita seperti ini akan sangat menarik jika bisa diangkat ke layar lebar agar menginspirasi anak muda dalam menempuh pendidikan tinggi meski banyak ujian yang dihadapi. Ide ini lah yang dijadikan tema film komedi asal Thailand dengan judul Bike Man. 

Film ini diperankan oleh Pachara Chirathivat sebagai Sakkarin lelaki asal Ayutthaya yang ingin membanggakan ibu dan neneknya. Setiap hari ia berpamitan dengan orang tuanya bekerja di bank swasta sebagai Asisten Manajer di Bangkok. Setibanya di Bangkok, ia berganti pakaian menjadi tukang ojek. 

Sak terpaksa berbohong karena sudah berkali-kali mencoba mengirim lamaran pekerjaan pada sebuah bank namun belum diterima. Agar bisa memiliki penghasilan dan membantu membiayai keluarga Sak lalu menjadi sopir ojek. 

Suatu siang Sak bertemu Jai teman sekolahnya saat remaja yang bekerja di bank sebagai teller. Lama-lama Jai semakin dekat dengan Sak apalagi pacar sekaligus atasannya berselingkuh dengan pegawai magang di kantor yang sama. 

Kebohongan Sak pelan-pelan terbongkar apalagi pamannya Preecha memiliki kecurigaan melihat gerak-gerik aneh saat bertemu di kereta api. Insting Preecha sebagai mantan polisi menjadi tantangan bagi Sak agar meyakinkan ibunya. 

Tidak selamanya profesi yang dianggap keren atau bergengsi itu enak saat dijalani. Terbukti Jai yang sebenarnya ingin keluar dari zona nyaman dan kagum dengan pekerjaan Sak yang bisa bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Hubungan ibu dan anak tergambar dalam film ini misalnya sang ibu yang selalu mencuci dan menjahit seragam kerja anaknya, dan Sak yang berusaha membayar tagihan bulanan serta menempelkan stiker sayang ibu pada helm sebagai motivasi dalam bekerja.

dokpri
dokpri
Dari awal sampai pertengahan film saya tidak berhenti tertawa menonton Bike Man saat screening tanggal 6 September 2019 di CGV Grand Indonesia bersama KOMIK. Cerita yang ringan, akting kebut-kebutan ala pembalap dan dialog antar pemain membuat saya merasa terhibur. Akting pacar Jai yang berbicara saat lidah masih sakit dengan ibu Sak sukses membuat saya tertawa terbahak-bahak karena ucapan yang tidak jelas seperti anak-anak yang baru belajar bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun