Menonton film kini menjadi sebuah hobi bahkan kebutuhan bagi masyarakat di kota-kota besar Indonesia. Berkembangnya film Indonesia setiap tahun dari segi tema maupun jumlah membuat masyarakat kini memiliki banyak pilihan.Â
Jika dahulu didominasi film horor dan remaja kini bervariasi dari film anak-anak, keluarga, drama, komedi, action sampai horor.Â
Beberapa film pun sukses meraih penghargaan di tingkat internasional seperti Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, Sekala Niskala, dan Athirah. Data dari katadata.co.id jumlah penonton dalam negeri pun terus meningkat mencapai 52 juta sampai akhir tahun 2018. Â Produksi film juga bertambah sampai 200 judul film dengan komposisi pasar sebanyak 40 % di Indonesia.Â
Prestasi ini patut kita apresiasi karena kini tema film yang beragam membuat penonton bisa mendapat hiburan sekaligus belajar misalnya sejarah, olahraga, budaya dan lainnya. Selain itu jumlah bioskop juga terus bertambah sampai ke kota kecil dengan beberapa brand bioskop.Â
Pemain film Indonesia pun sudah mulai dilirik produser asing untuk main film produksi Hollywood seperti Joe Taslim dalam Fast Furious, Iko Uwais film Mile 22, Yayan Ruhiyan film John Wick 3. Hal ini membuktikan aktor atau aktris Asia memiliki kesempatan yang besar untuk go internasional sama seperti aktor Eropa dan Amerika.Â
Sayangnya beberapa film yang bagus dari segi cerita hanya tayang beberapa hari karena digantikan film asing yang baru tayang. Pihak bioskop tidak bisa disalahkan karena mereka pun harus memutar film sesuai banyaknya jumlah penonton. Untunglah kini sudah hadir bioskop rakyat di Pasar Teluk Gong yang memutarkan film Indonesia dengan harga terjangkau.Â
Kita butuh lebih banyak bioskop rakyat di kota kecil bahkan tingkat kabupaten agar masyarakat dapat menikmati hiburan dengan harga terjangkau. Selain itu akan semakin banyak masyarakat yang mengapresiasi seni peran untuk menonton film Indonesia lebih banyak dari anak-anak sampai dewasa. Pemerintah perlu membuka kerja sama dengan berbagai pihak agar semakin banyak bioskop rakyat untuk masyarakat menengah ke bawah.Â
Jika banyak masyarakat yang memiliki akses menonton film, maka perlu adanya pembatasan tegas film untuk umur-umur tertentu. Sampai saat ini masih banyak ditemui anak-anak menonton film dewasa seperti The Raid atau Marlina padahal banyak adegan kekerasan yang vulgar dan sadis.Â
Belum adanya ketegasan dari pihak bioskop untuk mengedukasi dan melarang orang tua membawa anak atau anak-anak masuk pada film dewasa membuat kekhawatiran banyak pihak.Â