Salah satu olah raga populer yang disukai dan ditonton milyaran orang di dunia adalah sepak bola. Ketika menyaksikan pertandingan sepak bola baik di televise atau di stadion olah raga maka jutaan mata akan berkumpul tidak perduli latar belakang agama atau politik. Dengan sepak bola berbagai negara bersatu untuk bermain dan bertanding secara sportif agar menjadi yang terbaik.
Fenomena sepak bola yang menarik sudah diangkat ke layar lebar dengan berbagai versi mulai dari biografi pemain legendaris seperti Pele bahkan keglamoran David Bekham juga pernah muncul dalam film Goal. Namun film anak-anak atau animasi yang membahas tentang sepak bola masih jarang terakhir film Indonesia berjudul Garuda Di Dadaku.
Awal Maret lalu ada film animasi asal Inggris menceritakan sepak bola berjudul Early Man. Dalam film ini diceritakan sepak bola ditemukan pada jaman pra sejarah yang menendang bola asteroid yang panas. Bertahun-tahun kemudian sekelompok manusia purba masih bertahan tinggal di gua yang bertahan hidup dengan berburu kelinci.
Salah satu manusia purba Dug merasa bosan hanya berburu kelinci dan ingin berburu binatang yang lebih besar yaitu mammoth. Suatu hari ada kawanan binatang besar yang memporak-porandakan desa mereka yang dipimpin Lord Nooth. Hampir semuanya melarikan diri ke bukit gersang kecuali Dug dan sahabanya seekor babi Hognob yang memilih bertahan.
Tak sengaja Dug terbawa ke tempat manusia perunggu yang lebih modern sampai ke pertandingan sepak bola. Ia pun mengajukan tantangan untuk bertanding sepak bola agar teman-temannya dapat kembali ke rumah dan Lord Nooth tidak mengganggu mereka. Tantangan pun diterima meskipun Dug memiliki masalah yang tidak mudah yaitu meyakinkan teman-teman bahkan kepala suku untuk bertanding sepak bola.
Untunglah ada seorang perempuan bernama Goona yang bersedia membantu karena ia ingin menjadi pemain sepak bola yang profesional. Perlahan-lahan mereka pun berlatih seperti atlet walaupun di tengah keterbatasan.
Film Early Man mengingatkan saya akan film anak-anak Shaun The Sheep karena menggunakan animasi stop motion berbeda dari film Disney atau Pixars. Di akhir film kelicikan Lord Nooth mendapat hukuman dari Ratu sehingga Dug dan teman-temannya mendapat piala serta bisa kembali ke tempat asal dengan aman.
Saya menyukai film Early Man karena menceritakan sepak bola dengan ringan namun memiliki pesan moral yang universal. Film ini bisa ditonton segala umur baik anak-anak maupun dewasa karena cerita aman jauh dari kekerasan atau adegan vulgar. Bahkan bisa menjadi tontonan untuk melepaskan stress karena dari awal sampai akhir tidak berhenti membuat penonton tertawa lepas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H