Mohon tunggu...
Vanessa Aurel
Vanessa Aurel Mohon Tunggu... Freelancer - -communication studies-

HI! You can call me Aurel. I do love to learn language and culture!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk, Cari Tau Apa Saja Virus yang Berasal dari Hewan Selain Corona

10 April 2020   16:27 Diperbarui: 10 April 2020   16:42 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
COVID-19 dari mikroskop. Sumber: cnbc.com

Para ilmuwan telah mempelajari lebih banyak tentang coronavirus family sebelum meluasnya pandemi COVID-19. Ditemukan bahwa coronavirus family berasal dari hewan, seperti tikus dan kelelawar.

Coronaviruses (CoVs) masih tergolong keluarga Coronaviridae dalam urutan nidovirales. Anggota keluarga Coronavirus adalah virus RNA untai positif dengan genom besar berukuran 27-33 kb. Genom coronavirus mengandung 5' replicase polyprotein (ORF1a dan ORF1b) dan 3' structural proteins yang dapat mengubah enzim dan protein untuk replikasi RNA virus dan pembentukan partikel virus.

Berdasarkan antigenisitas, organisasi genom, dan urutan homologi, coronavirus dibagi menjadi tiga kelompok berbeda. Kelompok satu berisi transmissible gastroenteritis virus (TGEV), HCoV-NL63, dan HCoV-229E. Kelompok dua berisi mouse hepatitis virus (MHV), haemagglutinating encephalomyelitis virus, HCoV-HKU1 (COVID-19) dan HCoV-OC43. Beberapa nama lain, seperti SARS-CoV dianggap sebagai coronavirus kelompok 2b karena memiliki relativitas yang cukup jauh. Kelompok tiga berisi avian coronaviruses. Berikut penjelasan mengenai beberapa virus di atas:

Coronavirus family. Sumber: mdpi.com
Coronavirus family. Sumber: mdpi.com

HCoV-229E

Data menunjukkan bahwa HCoV-229E pertama kali diidentifikasi pada pertengahan 1960-an yang berasal dari kelelawar hipposiderid Afrika yang dapat menular ke unta sebagai inang perantara sebelum menginfeksi manusia. Virus ini menyerang anak-anak dan lansia sehingga menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah. Pada orang dewasa yang sehat, gejala virus ini sama dengan orang-orang biasa yang terkena flu. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang parah sejauh ini hanya telah dijelaskan pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan imun.

HCoV-OC43

Sama seperti HCoV-229E, HCoV-OC43 juga diidentifikasi pada pertengahan 1960-an yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. American Type Culture Collection (ATCC) menemukan bahwa urutan genom lengkap dari strain manusia dan OC43 lebih bersifat neuroinvasive dan disebarkan melalui otak tikus yang baru lahir. Kemungkinan besar ada virus yang keluar dan bertahan di dalam inang tikus.

Dalam beberapa tahun terakhir, bukti eksperimental menunjukkan bahwa virus ini memiliki sifat neurotropik dan neuroinvasive sehingga virus ini bertahan dalam sel saraf dan otak manusia. Analisis lain menunjukkan bahwa jenis virus ini berkaitan dengan virus hepatitis tikus A59 (MHV-A59) dan SARS-HCoV.

Coronavirus per-kelompok. Sumber: researchget.net
Coronavirus per-kelompok. Sumber: researchget.net

HCoV-NL63

HCoV-NL63 pertama kali ditemukan di Amsterdam pada tahun 2004 dari aspirasi nasofaring seorang anak berusia tujuh bulan. Pasien menunjukkan gejala infeksi saluran pernapasan, coryza, konjungtivitis, dan demam, sedangkan rontgen dadanya menunjukkan gambaran khas bronkiolitis. Aspirasi nasofaring tersebut telah diuji dan hasilnya negatif untuk semua virus pernapasan yang diketahui. 

Sekelompok ilmuwan Belanda menemukan bahwa virus tersebut memprakarsai efek sitopatik ketika diinokulasi ke sel ginjal monyet tersier. Virus itu diidentifikasi sebagai anggota keluarga Coronaviridae dan terbukti menjadi anggota baru dari coronavirus kelompok satu karena kesamaan urutan genomnya dengan HCoV-229E.

SARS

Coronavirus manusia ketiga yang menyebabkan sindrom pernapasan akut parah, yakni SARS-CoV, diidentifikasi pada tahun 2003. Virus ini menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan penyakit pernapasan akut dengan angka kematian ~10%. SARS-CoV dianggap sebagai virus dari kelelawar yang dapat menyebar ke hewan lain (kucing atau musang) dan manusia.

Epidemi SARS memengaruhi 26 negara dan menghasilkan lebih dari 8000 kasus pada tahun 2003. Gejalanya mirip influenza yang meliputi demam, malaise, mialgia, sakit kepala, diare, dan menggigil. Meskipun demam adalah gejala yang paling sering dilaporkan, tapi terkadang tidak dapat dideteksi pada pengecekan awal, terutama pada pasien lanjut usia.

Penjelasan dari beberapa virus di atas menunjukkan bahwa virus mematikan dapat berasal dari hewan. Tentu, virus ini bisa kapan saja menular ke manusia melalui perantara ataupun ketika mengonsumsi sejumlah hewan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun