Untung Raharjo (56) tidak pernah letih bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah berhenti jadi buruh angkut di Malioboro, ia membuka angkringan hingga subuh.
Warga asli Yogyakarta, Untung (56), membuka usaha angkringan di perempatan lampu merah dekat Hotel Cavinton. Tepatnya di Jalan KH. Ahmad Dahlan No 135, Ngampilan, Yogyakarta. "Ya, alhamdulillah sudah 27 tahun berjualan," ujarnya saat ditemui pada Rabu (6/11). Ia menambahkan, dagangannya laris saat hari sabtu dan minggu.
"Saya buka setelah maghrib, dari jam 7 malam sampai jam 4 subuh," ujarnya. Pagi dan siang hari, ia habiskan untuk beristirahat. Selama berjualan, Untung tidak ditemani istri dan anaknya. Tapi, ia tetap berjuang untuk mencari nafkah dan menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA.
Beberapa makanan yang dijual, dimasak sendiri, seperti sate telur puyuh dan gorengan. Beberapa yang lain diambil atau dibeli di tempat orang. Penghasilannya hanya didapat dari hasil jualan angkringan tersebut. "Cukup menghidupi saya dan keluarga," imbuh Untung.
Jika ada kampanye bola atau politik, dagangannya jadi sasaran untuk dirusak. Setelah itu, tidak ada ganti rugi ataupun permintaan maaf dari perusak. "Ya, sudah sering terjadi. Tapi saya biarkan, saya anggap anak nakal," tambahnya. Untungnya, ia tidak babak belur.
Sebelumnya, Untung pernah menjadi seorang buruh angkut di Malioboro selama 8 tahun. Ia berhenti karena sakit dan memutuskan untuk berjualan angkringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H