Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlancar PJJ, Pinjami Smartphone ke Siswa

28 Juli 2020   07:21 Diperbarui: 1 Agustus 2020   07:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sisi siswa tentunya kendala yang ada harus diatasi oleh semua pihak, baik itu sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa.

Secara umum,  menurut basuki kendala yang dihadapi oleh siswa adalah masalah handphone android dan kuota data.
Tentunya hal tersebut dapat di maklumi karena tingkat ekonomi orang tua siswa di SMPN 2 Pemalang ini beragam, ada yang kurang beruntung.

Kepsek menuturkan akan mengupayakan siswa dari keluarga yang kurang beruntung untuk mendapatkan subsidi kuota. Kalau  dihitung sekitar 30 persen dari total siswa atau sebanyak 300 siswaan.

"Rencananya, kami akan memberi subsidi kepada siswa kurang mampu untuk membeli kuota data sebesar Rp. 50.000 ribu per bulan" kata Basuki.

Selain permasalahan kuota tentunya ada beberapa siswa yang benar-benar tidak mempunyai handphone android yang digunakan untuk proses belajar. Tentunya dalam kasus seperti ini sekolah harus hadir dan memberi solusi terbaik.

"Rencanya menggunakan dana BOS taktis, kami akan menupayakan handphone android yang dapat dipinjam oleh siswa untuk proses pembelajaran daring ini." Jelasnya.

Proses Belajar Daring
Banyak sekali platform/aplikasi  dalam penyajian Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ, kepala sekolah SMPN 2 Pemalang memutuskan menggunakan google meet untuk proses pembelajaran tatap muka jarak jauh antara guru dan siswa, serta google form untuk memberikan tugas latihan/ ulangan online melalui laman website.

"Platform Pembelajaran daring harus saya putuskan, karena saya tidak mau siswa diminta mendowload lebih dari satu aplikasi" tegas Basuki.

Banyak masukkan yang berkaitan dengan proses pembelajaran terutama beberapa siswa atau orang tua yang keberatan  dalam pemakaian kuota data. Maka kepala sekolah menegaskan kepada guru untuk mengurangi upload gambar atau video. Dan menyarankan guru seefektif mungkin menjelaskan kepada siswa.

"Guru hanya menerangkan kurang lebih 20 menit dari waktu yang disediakan. Ketika guru memberikan tugas maka siswa dapat keluar dari google meet. Apabila siswa dalam pengerjaannya mengalami kesulitan dapat masuk kembali untuk menanyakan kepada guru yang bersangkutan. Sedangkan guru harus on selama jam pembelajaran" terangnya.

Tentunya tidak hanya masalah pola belajar yang daring, kedepannya basuki ingin guru-gurunya mampu menciptakan terobosan bagaimana mengajar sistem daring yang lebih menarik, efektif efesien dan mengena dalam mendidik dan mengajar siswa secara baik dan benar. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun