Mbah Warsipah, janda tua yang tinggal di Rt 03, Rw 03, Desa Losari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, dapat tersenyum lega dengan ucapan rasa syukur tak terkira atas anugrah yang diterimanya. Rumah tinggalnya yang dulu sering bocor serta kuatir roboh karena tuanya bagunan dan  tidak adanya biaya perawatan kini terasa lega.  Komunitas Sosial Gerakan Relawan Bedah Rumah dan Kemanusiaan (Gerabah Mas) Pemalang yang saat ini bekerjasama dengan Polres Pemalang, membangun kembali atau bedah rumah mbah Warsipah.Â
Selain bekerjasama dengan Polres pemalang, Gerabah Mas juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang tidak mengikat, antara lain operator seluler  XL Axiata, Hotel Regina dan beberapa pihak. Akan tetapi dalam pembiayaan bedah rumah lebih di topang oleh gerakan para relawan dengan jalan "Ngamen" dan donator tidak mengikat lainnya.
Mbah Warsipah merupakan orang ke 18 (delapan belas), yang rumahnya di bedah oleh Gerabah Mas.  Sejak berdiri  16 Agustus 2015 dan mulai aktif pada tahun 2016 ini selain telah membangun 18 (delapan belas) rumah milik janda tua yang kekurangan juga telah melakukan berbagai macam aksi kemanusiaan lainnya.
Menurut ketua Gerabah Mas Endarto Siswoleksono, Kegiatan ini murni kegiatan kemanuasiaan, bertujuan  membantu kaum dhuafa terutama janda-janda tua yang sangat memperlukan bantuan, selain itu mendorong dan mengajak masyarakat agar menumbuhkembangkan gotongroyong yang mejadi  jadi diri masyarakat Indonesia. Siapa saja boleh bergabung , dimana  jiwa kemanusiaan peduli dan ingin membantu sesama ini lah landasannya.
Komunitas ini memiliki tekad bisa merehabilitasi rumah-rumah keluarga miskin, terutama tempat tinggal para janda tua duafa.
"Oleh karena itu, ada yang menjuluki saya 'Bapak Para Janda Tua'," kata Endar sambil tertawa.
Bagi Endar dan komunitasnya, membantu orang agar bisa memiliki rumah layak huni tidak harus menunggu menjadi kaya lebih dulu. Kaya itu, kata dia, satu hal, namun peduli kepada sesama merupakan kewajiban setiap manusia.
Sebagai pemusik daerah, Endar yakin melalui  keterampilan bermain musik, ia bisa gunakan untuk menggalang dana kemanusiaan.
"Kami akhirnya memutuskan untuk mengamen, yang hasilnya untuk merehabilitasi rumah-rumah keluarga tidak mampu dan menyantuni anak yatim," kata Endar ketika ditemui di Pantai Widuri, Pemalang.
Cara mengamen Endar dan grup musiknya memang serius. Mereka membawa alat musik yang memadai, "sound system" yang layak, serta vokalis bersuara ramah telinga.
Hampir setiap hari Minggu, Endar dan komunitasnya mengamen di Pantai Widuri atau di lokasi "car free day". Kepada pengunjung, Endar selalu menyatakan bahwa hasilnya untuk kegiatan sosial, antara lain, untuk bedah rumah dan menyantuni anak yatim.