Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nanas Madu Belik, Salah Satu Ikon Pemalang

17 Desember 2017   09:12 Diperbarui: 19 Desember 2017   03:10 5210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut HandinotoStaf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra dalam makalah yang berjudul "ALUN-ALUN SEBAGAI IDENTITAS KOTA JAWA, DULU DAN SEKARANG." Dalam Abstrak nya menyatakan "Setiap orang yang berkeliling ke kota-kota di P. Jawa mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur pasti menjumpai alun-alun pada pusat kota lamanya. Konsep penataan alun-alun pada kota-kota di Jawa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman prakolonial dulu.

Jadi alun-alun sebenarnya berpotensi untuk menjadi salah satu identitas bagi kota-kota di P. Jawa. Hal ini penting mengingat sekarang kita sedang dilanda krisis identitas baik dalam bidang arsitektur maupun perencanaan kota. Tapi sayangnya alun-alun di kota-kota sekarang keadaannya sangat menyedihkan sekali se olah-olah seperti 'hidup segan matipun engan'. 

Hal ini mungkin disebabkan karena kurang sadarnya masyarakat akan konsep tata ruang kota Jawa dimasa lampau. Tulisan ini mencoba untuk mencari sejarah alun-alun di masa lampau, barangkali bisa dipakai sebagai salah satu pertimbangan untuk menghidupkan kembali alun-alun kota." (Dimensi 18/ARS SEPTEMBER 1992)

Kata kuncinya : alun-alun, perencanaan kota, mati segan hidup tak mau

Dari kajian tersebut, ternyata pemerintah kabupaten Pemalang berupaya untuk menjadikan alun-alun Pemalang sebagaimana mestinya. Sebagai icon, ruang terbuka hijau, ruang ramah anak dll. Dengan adanya Revitalisasi dan renovasi yang menelan biaya tidak sedikit tentunya pemkab pemalang berupa untuk menjadikan alun-alun Kabupaten Pemalang sebagai kebanggaan identitas diri.

Dalam alun-alun, pemkab pemalang berupaya untuk menunjukkan icon ke Pemalangan. Pemugaran patung pejuang dengan di ornamen perjuangan rakyat Pemalang dari masa peperangan sampai mengisi kemerdekaan terpaksa diganti dengan patung Nanas.

Pro kontra di media sosial baik yang Pro maupun kontra merupakan suatu dinamisasi masyarakat yang peduli atas permasalahan kotanya. Di dak ada yang salah dalam adu argumentasi di sini.

Dari awal ada yang sudah tidak sepaham dengan perubahan icon alun-alun dari patung pejuang ke patung nanas. Banyak argumentasi yang di Paparkan, tetapi yang pro atas boating nanas pun mengajukan beberapa argumentasi.

Disepati ataupun tidak, pemkab pemalang sudah memutuskan untuk menganti patung pejuang dengan patung nanas.

Kenapa harus nanas? Padahal beberapa produk unggulan Pemalang ada kamir, Grombyang, lontong dekem, kepiting, mangga dll.

Tentunya pemilihan nanas dalam hal ini "Nanas Madu Belik" bukanlah sembarangan. Tidak dipungkiri nanas Belik sudah me Nasional. Di cek saja mulai dari Jawa Timur sampai Banten banyak outlet yang jual nanas Belik  di pinggir jalan. Coba bandingkan dengan produk lainnya apakah ada produk yang pantas sebagai icon Pemalang yangampy mengalahkan nanas Belik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun