Mohon tunggu...
Sarwo Edhi Ubit
Sarwo Edhi Ubit Mohon Tunggu... Administrasi - PNS muda

Seorang insinyur muda dan pemerhati sosial.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Menggunakan Brainwave (Khusus Muslim)

2 Desember 2014   18:19 Diperbarui: 27 November 2021   20:49 17310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum wr.wb pembaca budiman yang dirahmati Allah.


  ==Bagi yang sudah membacanya, baca revisi dibawah==

Adalah keinginan yang amat besar bagi saya untuk menyampaikan peringatan keras ini agar kaum muslimin di Indonesia tidak terjerumus dalam kesesatan berselubungan kenikmatan sesaat dalam bentuk "Brainwave". Sebelumnya, jika pembaca belum mengetahui secara detail, saya sarankan mencari sendiri teori-teori (kebanyakan pseudosains) dan penjelasan mereka tentang "keilmiahan brainwave", hipnosis dan Law of Attraction. Tak lupa mempelajari tentang faham gerakan zaman baru (new age movement).  Tapi bagi yang belum pernah menggunakan brainwave, saran saya tak perlu mencari tahu dan mencobanya.

Dahulu, sekitar tahun 2011 saya merasa jenuh dalam kehidupan. Atau dengan kata lain ingin meraih jati diri dan kebahagiaan. Ya, saat itu saya merasa hidup saya mulai hampa datar, boring, merasa iri dengan teman-teman yang hidupnya sangat menyenangkan. Mulailah saya melakukan pencarian, dan tak disangka menemukan "jawaban" pada sebuah trit di Kaskus. Banyak sekali testimoni keberhasilannya walau jika ditotal rasionya tetap sedikit. Saya termasuk yang berhasil. Saya heran kenapa kebahagiaan (tepatnya nafsu) mudah diraih hanya dengan mendengar musik ini. Tak butuh waktu lama saya langsung mengunduh dan mempraktekkannya. Saya mempraktikkan tak terlalu sering, tapi hasilnya benar-benar menabjukkan. Saya tak pernah alami kehidupan se-dinamis saat itu. Karena sebelumnya hidup saya amat datar, melakukan itu-itu saja dan berteman dengan itu-itu saja. Tak perlu saya deskripsikan apa saja kebahagiaan saat itu tapi intinya adalah "transformasi kilat". Saya menggunakan ilmu ini dalam banyak hal, tak elok saya sebutkan.

Brainwave, teknik hipnosis, new age, law of attraction (BHLA) adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Teknik ini sudah dipakai meluas dalam berbagai pelatihan motivasi, pengembangan diri, kelompok spiritualitas. Ada yang sadar tapi lebih banyak tak sadar. Butuh dua tahun akhirnya saya bisa sadar total bahwa apa yang saya lakukan menyesatkan. BHLA sangat pintar dalam memaksakan sains untuk mendukung pendapat mereka. Mereka menyalahgunakan prinsip gelombang magnetik, ilmu syaraf, ilmu psikolog agar sesuai dengan ilmu hitam mereka. Karena praktek ini "ampuh dan berhasil" maka jika kita tak punya dasar biokimia, kedokteran, psikologi maka tak bisa berkutik dengan teori yang mereka utarakan. Saya tak berkompeten untuk masalah ini.

baca : http://mortentolboll.weebly.com/the-pseudoscience-of-new-age-and-reductionism.html

 Yang menjadi bagian utama ingin saya ingatkan kepada para pembaca adalah sederhana. Menggunakan brainwave dan hipnosis bisa menjebakkan Anda ke kesyirikan. KENAPA?

Menggunakan Brainwave sama saja dengan Anda Berdoa. "Kan berdoa tak apa-apa? Kalau saya mulai dengan bismillah dan harapan bahwa semuanya terkabul dengan Rahmat Allah". Iya, tapi dalam agama berdoa ada adabnya, tak perlu pake mendengar brainwave sambil meditasi segala. Karena ritual brainwave terpisah dari ikhtiar maka tepatlah brainwave tak lebih kurang "doa".

Mengobati kaki bengkak? Ke ortopedi solusinya bukan dengar brainwave.
Mengobati kaki bengkak? Ke ortopedi solusinya bukan dengar brainwave.
Meremehkan ibadah agama. Karena brainwave masuk ranah "doa" maka masuk dalam kategori ibadah. Dalam brainwave tak ada usaha, selain fokus dan konsentrasi. Sehingga karena "ampuhnya" Brainwave ini orang malas menggunakan pendekatakan agama. Hal ini mengakibatkan ketergantungan kepada Tuhan yang rendah, tak mau berdoa dengan cara yang diatur dalam agama.

Nambah rezeki? Kerja bro.
Nambah rezeki? Kerja bro.

Menafsirkan amal baik dengan cara salah. "Dalam ilmu pengembangan diri berbasis self hypnosis kami disuruh bertawakal, ikhlas, sabar dan serupanya. Bukannya ini perintah agama?" Inilah kesalahan logikanya. Kenapa Anda menggunakan dalil hipnosis untuk membenarkan agama. Justru disini Anda meremehkan agama. Setan berlindung dalam 1 kebaikan untuk menghasilkan 1000 keburukan.

Keampuhan hipnosis tak kenal baik buruk. Bambang Prakuso dalam bukunya "Psikotransmitter" menggunakan muslihat bahwa ilmunya tak mempan jika niat buruk agar ilmu ini terkesan baik. SALAH. Saya sudah mempraktikkan bahwa ilmu ini bisa digunakan untuk tujuan buruk. “Oh itu kan ibarat pisau, bisa untuk masak atau membunuh”. Inilah berbeda dengan doa dan tawakkal pada Allah. Allah tak mengabulkan semua permintaan karena Allah akan memberikan yang TERBAIK bagi hambanya bukan bedasarkan NAFSUnya.

Tidak berkah karena peniadaan usaha. Sebagaimana Ilmu Pelet, Ilmu pengasihan dan ilmu sihir sebangsanya, keampuhan ilmu tak lama karena HASIL ILMU INI TIDAK BERKAH bahkan akan MEMBAWA PETAKA. Nah, sebelum menyesal saya anjurkan Anda berhenti menggunakan brainwave sekarang juga. Cara ampuh agar tetap ilmu ini bertahan ya seperti dukun, dengan menyebar "kutukannya" dengan pelatihan Motivasi, self help, kuantum ini-itu, atunmen. Coba liat hidup motivator dan praktisi hipnoterapi, banyak biasa saja, tidak terlalu pintar, tidak terlalu kaya. Tapi kok mengaku bisa dengan kata-kata murahan "dengan mengubah mindset, kami biasa membuat Anda kaya", "dengan hipnoterapi, anak Anda makin cerdas", bukankah ini gaya dukun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun