Dalam konteks e-sports, penipuan kejahatan dunia maya dapat berdampak signifikan terhadap bisnis dan konsumen. Acara dan turnamen e-sports sering kali melibatkan dana dalam jumlah besar, menjadikannya target yang menarik bagi penjahat dunia maya. Selain itu, bisnis e-sports dapat mengumpulkan data pribadi sensitif dari pelanggannya, seperti informasi keuangan atau data biometrik untuk identifikasi online.
Untuk mengatasi risiko ini, bisnis dan konsumen e-sports harus menyadari kerangka hukum, kepatuhan terhadap peraturan, dan mekanisme penegakan hukum yang ada untuk melindungi dari penipuan kejahatan dunia maya dan pelanggaran perlindungan data. Berikut beberapa pertimbangan utama:
1. Kerangka Hukum:
A. Undang-Undang Perlindungan Data: Banyak negara telah memberlakukan undang-undang perlindungan data yang berlaku bagi bisnis yang beroperasi di yurisdiksi mereka. Undang-undang ini menguraikan tanggung jawab bisnis untuk melindungi data pribadi, serta hak individu untuk mengakses dan mengontrol data mereka sendiri. Bisnis e-sports harus memastikan bahwa mereka memahami undang-undang perlindungan data yang relevan di yurisdiksi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mematuhinya.
B. Hukum Kejahatan Dunia Maya: Undang-undang kejahatan dunia maya sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain, namun umumnya mencakup berbagai pelanggaran yang terkait dengan penyalahgunaan komputer, penipuan, dan pencurian. Bisnis e-sports harus menyadari undang-undang kejahatan dunia maya di yurisdiksi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penipuan kejahatan dunia maya. Hal ini mungkin melibatkan penerapan langkah-langkah keamanan yang kuat, seperti enkripsi dan autentikasi multi-faktor, serta pelatihan karyawan tentang cara mendeteksi dan merespons ancaman keamanan siber.
2. Kepatuhan terhadap Peraturan:
A. Standar Industri: Industri e-sports memiliki serangkaian standar dan praktik terbaiknya sendiri terkait keamanan siber dan perlindungan data. Bisnis e-sports harus memahami standar-standar ini dan berusaha untuk memenuhi atau melampauinya guna menunjukkan komitmen mereka dalam melindungi data pelanggan dan mencegah penipuan kejahatan dunia maya.
B. Program Sertifikasi: Beberapa negara menawarkan program sertifikasi untuk bisnis e-sports yang menunjukkan kepatuhan mereka terhadap kerangka hukum dan standar peraturan yang relevan. Program-program ini dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis e-sports dengan menunjukkan komitmen mereka terhadap keamanan siber dan perlindungan data.
3. Mekanisme Penegakan:
A. Instansi Penegakan Hukum: Jika terjadi penipuan kejahatan dunia maya atau pelanggaran perlindungan data, bisnis e-sports harus melaporkan kejadian tersebut ke lembaga penegak hukum terkait di yurisdiksi mereka. Badan-badan ini dapat memberikan bantuan dalam menyelidiki insiden tersebut dan membawa pelakunya ke pengadilan.