Pertama-tama, peran zakat dalam keuangan publik Islam harus diapresiasi sebagai sumber daya yang tidak hanya berasal dari kewajiban keagamaan, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Zakat memiliki potensi untuk menjadi pendorong perubahan nyata dalam struktur sosial dengan memberikan dukungan finansial kepada mereka yang membutuhkan, sehingga memecah siklus kemiskinan.
Fokus pada zakat juga mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dan kebersamaan dalam Islam. Zakat bukan hanya tentang memberikan bantuan finansial, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam distribusi kekayaan. Dengan memperkuat peran zakat dalam keuangan publik Islam, masyarakat dapat menciptakan sistem yang memperhitungkan kebutuhan masyarakat yang kurang mampu.
Namun, untuk menggali potensi keuangan publik Islam secara optimal, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang urgensi zakat, transparansi dalam pengelolaan dana zakat, serta pembentukan lembaga-lembaga yang dapat mengelola zakat dengan efektif adalah langkah-langkah kunci. Selain itu, sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan Islam, dan masyarakat menjadi penting agar potensi zakat dapat diterjemahkan ke dalam solusi nyata untuk mengatasi kemiskinan.
Dalam konteks ini, menggali potensi keuangan publik Islam, khususnya melalui peran zakat, bukan hanya tentang memberikan bantuan finansial, tetapi juga tentang membentuk pondasi masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Pemanfaatan zakat secara efektif tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan secara langsung tetapi juga membangun fondasi untuk kemajuan ekonomi dan sosial yang inklusif.
Al-Quran menjelaskan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab (batas minimum) untuk menyumbangkannya kepada delapan golongan yang berhak menerimanya. Fokus tujuan zakat adalah mengurangi beban ekonomi mereka, membina rasa kebersamaan, dan membentuk masyarakat yang lebih harmonis.
Menurut Rahman (2019) dalam penelitiannya yang berjudul "Peran Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Indonesia", dalam beberapa situasi, penerapan zakat telah menghasilkan dampak positif dalam mengatasi kemiskinan. Sebagai contoh, di Pakistan, program zakat berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 10% dalam periode lima tahun. Di Malaysia, lembaga zakat memberikan bantuan kepada ribuan keluarga miskin, membantu mereka meningkatkan kualitas hidup.
Terdapat beberapa langkah strategis agar zakat dapat berperan secara optimal dalam mengurangi kemiskinan. Pertama, perlu dilakukan peningkatan transparansi dan akuntabilitas oleh lembaga pengelola zakat, hal ini sangat penting guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat. Kedua, edukasi dan pelatihan perlu diberikan kepada masyarakat mengenai pentingnya zakat serta cara menghitungnya dengan benar. Bimbingan yang intensif dan akurat dapat mengurangi kesalahpahaman yang tidak perlu, terutama dalam hal perhitungan zakat. Ketiga, diperlukan kerjasama antara lembaga zakat dengan pemerintah dan organisasi lain untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Saat ini merupakan era kolaborasi, di mana banyak pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri tetapi memerlukan kerja sama dengan pihak lain.
Menurut Suryani dan Fitriani (2022), distribusi zakat kepada mustahik, terutama fakir miskin, bukan hanya untuk dikonsumsi semata. Sebaliknya, dana zakat seharusnya dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Masyarakat diharapkan mengalami perubahan status, dari mustahik pada tahun ini menjadi muzaki pada tahun depan. Dalam konteks ini, zakat dianggap sebagai salah satu upaya berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan. Dana zakat dapat dialokasikan untuk pendidikan, pelatihan keterampilan, dan investasi dalam proyek-proyek produktif yang dapat memberdayakan masyarakat miskin, sehingga mereka dapat mencapai kemandirian ekonomi.
Dalam memanfaatkan potensi keuangan publik Islam, peran zakat bukan hanya sebagai kewajiban keagamaan, tetapi juga sebagai alat aktif membentuk struktur sosial yang adil. Fokus pada keadilan dan kebersamaan menciptakan peluang untuk membangun lingkungan ekonomi yang seimbang. Peningkatan transparansi, edukasi masyarakat, dan kolaborasi antar lembaga zakat, pemerintah, dan organisasi lainnya menjadi langkah krusial. Studi kasus di Pakistan dan Malaysia menunjukkan dampak positif zakat dalam menurunkan tingkat kemiskinan, dengan penekanan pada peran zakat sebagai elemen kunci dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan secara ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H