Mohon tunggu...
Muhammed Rivai
Muhammed Rivai Mohon Tunggu... Konsultan - menulis, menlis dan menulis

...menjadi bermanfaat itu lebih bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sosial Media dan Perang Media

3 Maret 2013   00:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:25 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosial media dan Perang media

peran media massa sebagai pembentuk dan penggiring opini publik tak terbantahkan lagi. Keberadaannya dalam iklim demokrasi memegang peranan penting, bahkan belakan ini ilmuan politik memasukkannya menjadi salah satu pilar demokrasi.

Dominasi media massa sebagai salah satu alat pembentukan opini publik ditengah arus politik yang liberal terciderai dengan kuatnya pengaruh kekuatan politik tertentu untuk mengendalikan media atau sebaliknya, kekuatan besar media digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan oleh aktor-aktor dibalik media itu sendiri.

Indikasi ini amat sangat jelas terlihat dari sikap, analisis dan cara penyampaian informasi yang mereka lakukan. Disatu sisi mereka mengemas dengan sangat apik sebuah tayangan yang tujuan akhirnya memuja dan mengagung-agungkan pilihan politknya, namum disisi lain menyerang habis-habisan lawan politiknya walau itu hanya berita sepele, namun dengan kemasan yang seolah-olah itu adalah peristiwa besar.

Kecendrungan adanya perang media ini semakin diperjelas dan dipertegas dengan berkecimpungnya para pemilik media untuk ikut dalam pertarungan politik menuju 2014. Bukan rahasia lagi Surya paloh sebagai bos media grup denga Metro tv dan media indonesia sebagai corong kampanye bagi diri dan partainya (Nasdem). Hary tano sudibyo (Hanura) dengan bendera MNC grup mengendalikan MNCtv, RCTI,Globaltv, koran dan portal Sindonews. Aburisal Bakri (Golkar)dengan Viva grup mengendalikan Tv one, Antv, portal berita Vivanews. Partai-partai yang lain pun punya media propaganda walau tidak sebesar yang telah disebutkan namun juga punya pengaruh besar pada segmennya masing-masing.

Keberpihakan media massa yang seharusnya menjadi corong kepentingan masyarakat amat sangat menghawatirkan. Sehingga muculnya media alternatif yang berkembang pesat seiring perkembangan teknologi memungkinkan orang/individu/kelompok menjadi news maker sebagai penyeimbang dan untuk menggalang perlawanan terhadap dominasi media-media besar.

Sosial media sebagai wujud peran aktif masyarakat dalam arus impormasi yang penggunanya terus meningkat menjadi secercah harapan ditengah arus besar perang media yang terasa sangat membosankan dan memuakkan.

Masyarakat takkanlagi dengan mudah ditipu dan dibodohi dengan pemberitaan yang bombastis dari media-media besar karena telah mempunyai media penyeimbang sebagai filter informasi.

Diantara sekian banyak sosial media, facebook dan Twitter merupakan dua situs jejaring sosial yang paling populer. Pengguna Facebook di Indonesia terus meningkat, bahkan peningkatan pengguna Facebook di Indonesia selama tiga bulan terakhir merupakan yang tertinggi kedua setelah India. Indonesia saat ini duduk di peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah pengguna terbanyak.Tercatat lebih dari 50,82 juta akun Facebook berasal dari Indonesia.

Sementara itu Tercatat sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Indonesia menjadi negara kelima terbesar pengguna Twitter di bawah Inggris dan negara besar lainnya. Bahkan Jakarta pada ahir tahun lalu tercatat sebagai pengguna twitter tercerewet di dunia, dan jika kita perhatikan trending topics di twitter seringkali berasal dari Indonesia.

Facebook dan Twitter menjadi tantangan bagi siapa saja yang selama ini memonopoli arus infomasi. Facebook dan twitter juga menjadi saran dan simbol perlawanan bagi pengguna untuk menentang keadaan sosial yang tidak beres, yang harus menjadi perhatian pemerintah. Bahkan peristiwa-peristiwa yang menghebohkan belakangan ini berkat inisiasi dari pengguna media sosial ini. Sebut saja kasus Prita yang luput dari perhatiana media, berkat gerakan perlawanan yang disuarakan lewat media sosial ahirnya menuai simpati dari masyarkat, dan masih banyak kasus-kasus lain juga banyak disuarakan lewat jejaring sosial yang ahirnya mempengaruhi opini publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun