Mohon tunggu...
Sartiko Lestari
Sartiko Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Islam Sultan Agung

Saya memiliki ketertarikan di bidang jurnalistik dan saya memiliki bakat di bidang seni rupa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rencana Kembalinya UN 2026: Menuju Pendidikan Berkualitas

14 Januari 2025   19:58 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana mengadakan kembali ujian nasional (UN) pada 2026 atau tahun ajaran 2025/2026. UN sendiri sudah ditiadakan sejak tahun 2021.


"Nanti pada akhirnya kami akan memiliki, ini saya buka saja ya, memiliki sistem evaluasi baru yang akan berbeda dengan sebelumnya. Nah, sistem evaluasi baru yang berbeda itu seperti apa, tunggu sampai kami umumkan," kata Abdul Mu'ti saat taklimat media di Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (31/12/2024).


Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengungkapkan, rencana pemberlakuan kembali UN muncul setelah pihaknya menggelar beberapa kali diskusi dengan pemangku kebijakan bidang pendidikan, seperti para kepala dinas pendidikan, organisasi profesi guru, organisasi masyarakat, pemerhati pendidikan, hingga media massa.


Prof Dr Tuti Budirahayu mengatakan jika perlu ada kajian menyeluruh terkait urgensi pemberlakuan kembali UN. Kajian ini harus mencakup berbagai wilayah di Indonesia dan tren hasil belajar siswa sejak 2021 hingga 2024 pasca penghapusan UN.

Kelebihan dan Kekuranga UN, 2026?


Perguruan Tamansiswa Darmaningtyas, yang terlibat dalam beberapa diskusi evaluasi kebijakan pendidikan yang digelar Kemendikdasmen, menyatakan, UN perlu diadakan kembali, salah satunya untuk standar penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada jalur prestasi.


UN memberikan tolok ukur yang sama untuk seluruh siswa di Indonesia, sehingga memungkinkan perbandingan prestasi secara nasional. Hal ini penting untuk mengidentifikasi kesenjangan kualitas pendidikan dan menentukan area yang perlu ditingkatkan.
"Oleh karena standar jalur prestasi ini tidak jelas, maka diperlukan adanya standardisasi prestasi," kata Darmaningtyas, Kamis (2/1/2025).


Namun, UN seringkali memberikan tekanan yang besar pada siswa, baik secara psikologis maupun fisik. Tekanan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental siswa dan mengurangi minat belajar.
Jadi, UN versi baru nantinya tidak boleh ditetapkan sebagai penentu kelulusan karena akan membebani peserta didik, baik secara mental sekaligus perekonomian keluarganya.

Respons Publik Terhadap Rencana Kembali UN


Kalau kita membahas soal rencana UN kembali, respons masyarakat tentunya sangat beragam sekali. Ada yang setuju, ada juga yang tidak setuju.


Mereka yang setuju biasanya berpendapat bahwa UN itu penting untuk punya patokan nasional soal kemampuan siswa. Jadi, kita bisa tahu mana daerah yang perlu ditingkatkan kualitas pendidikannya.


Banyak yang khawatir kalau UN bakal bikin siswa stres berat. Bayangin aja, harus nghadapin ujian besar yang menentukan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun