Nama             : Sartika Dewi Rahpeni
Prodi              : PGPAUD
Dosen Pengampu : Dr. Wahidullah, S.H.I, M.H
PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR KENAKALAN REMAJA
Â
Kenakalan remaja merupakan permasalahan yang tersebar luas di berbagai bidang. Permasalahan kenakalan remaja merupakan hal yang lumrah terjadi di lingkungan saat ini. Permasalahan ini perlu diatasi agar dapat memberikan dampak positif bagi remaja. Kenakalan remaja merupakan suatu penyimpangan sosial yang sering terjadi di masyarakat, dimana proses penyimpangan tersebut merupakan suatu proses alami dimana setiap orang pasti pernah mengalami fase shock ketika mendekati kedewasaan. Pada tahap ini, anak biasanya masih labil sehingga mudah melakukan perbuatan buruk.
Informasi peningkatan kenakalan remaja setiap tahunnya diambil dari Badan Pusat Statistik Finlandia, pada tahun 2013 jumlah pelaku kejahatan remaja di Indonesia sebanyak 6.325 kasus, tahun 2014 sebanyak 7.007 kasus, dan tahun 2015 sebanyak 7.762 kasus. Terdapat peningkatan sekitar 10,7% antara tahun 2013 dan 2014, insiden ini berasal dari berbagai kenakalan remaja termasuk pencurian, pembunuhan, pencabulan dan narkoba. Berdasarkan data tersebut, dapat diprediksi bahwa jumlah kenakalan remaja akan meningkat setiap tahunnya. Proyeksi tahun 2019 meningkat menjadi 11685,90 kasus dan tahun 2020 menjadi 12944,47 kasus. Pertumbuhan tahunan sebesar 10,7%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 28,6% dari 233 juta penduduk Indonesia, atau 63 juta jiwa, berusia antara 10 dan 24 tahun.
Faktor-faktor yang menjadi latar belakang kenakalan remaja, antara lain:
Faktor internal
- Krisis identitas : Perubahan biologis dan sosiologis generasi muda memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, berkembangnya rasa koherensi dalam hidup. Kedua, mencapai identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja tidak mencapai integrasi tahap kedua. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak mampu belajar dan membedakan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima akan tertarik pada perilaku kriminal. Begitu pula bagi mereka yang sudah mengetahui perbedaan kedua perilaku tersebut namun belum bisa mengembangkan pengendalian diri untuk menindaklanjuti ilmunya.
Faktor eksternal
- Kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua : Kondisi lingkungan keluarga yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja, seperti keluarga yang brokenhome, rumah tangga yang berantakan karena meninggalnya ayah atau ibu, keluarga yang terlibat konflik kekerasan, kondisi perekonomian keluarga yang buruk, semuanya merupakan sumber bagi kenakalan remaja.
- Kurangnya pemahaman tentang agama : Kurangnya bimbingan agama juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Pendidikan akhlak atau agama bagi generasi muda dilakukan sejak masa kanak-kanak sesuai usianya, karena setiap anak yang dilahirkan belum memahami mana yang benar dan mana yang salah, dan ia juga belum memahami batas-batas aturan moral lingkungannya.
- Peran lingkungan sekitar : Peran budaya Barat dan interaksi dengan teman sebaya seringkali memaksanya untuk menyesuaikan diri. Lingkungan merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan karakter seorang remaja.
Tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk menciptakan nilai-nilai karakter yang baik dan melahirkan peserta didik yang cerdas, kritis, terampil, disiplin, bertanggung jawab dan menerapkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pembentukan karakter anak dapat dicapai melalui "Pendidikan Kewarganegaraan". Oleh karena itu, "Pendidikan kewarganegaraan" sangat penting untuk diajarkan kepada siswa baik di tingkat sekolah dasar maupun perguruan tinggi.