Lapangan merdeka merupakan lapangan yang memiliki taman nan indah dan juga memiliki beberapa fasilitas di dalamnya. Seperti musholla, alat-alat gym, dan panggung. Tak hayal banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas dari lapangan merdeka sendiri untuk berolah raga. Beragam aktivitas masyarakat dalam memanfaat lapangan sebagai tempat jogging, bermain papan seluncur, menggunakan alat-alat olah raga yang disediakan, atau bahkan hanya sekedar duduk bercengkrama di taman-taman.
Pada jaman penjajahan Belanda, lapangan ini disebut dengan Wsterloopein, sedangkan pada zaman penjajahan Jepang, Lapangan Merdeka disebut dengan Fukuraido, setelah dibacakannya proklamasi, lapngan ini berubah nama menjadi Lapangan Merdeka. Lapangan ini memiliki nilai sejarah sebagai rapat umum rakyat saat proklamasi, sosialisasi sumpah pemuda, dan penyatuan ikrar menolak PKI. Disini juga, untuk pertama kalinya mantan Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Hasan, membacakan proklamasi kemerdekaan pada 16 Oktober 1945, yang menandakan bahwa warga Sumatera Utara juga ikut merasakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari tahun ketahun, banyak sekali perkembangan dalam hal pembangunan yang terjadi di Lapangan Merdeka ini, sama hal nya seperti yang dikatakan oleh Budiyono, seorang penjual sate yang mengaku sudah berjualan sate sejak tahun 1990 di taman lapangan merdeka. Ia pun mengakui dari masa 1990an ke tahun 2000, banyak sekali perubahan yang berubah. Dan ia merasakan perubahan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2000, semenjak kepemimpinan Abdillah sebagai Wali Kota Medan.
Selain memiliki beberapa kelebihan, tentulah setiap segala sesuatu itu memiliki sisi kekurangan, begitu juga dengan Lapangan Merdeka. Mika, seorang guru musik di SMK N 11 Medan yang pada saat itu sedang melakukan jogging bersama temannya menyayangkan kondisi alat-alat olah raga yang tidak teruru. Ada beberapa yang sudah tidak layak pakai lagi, dan juga bahannya yang terbuat dari besi dianggap mampu membahayakan penggunanya. Ia juga berharap pemerintah melakukan perawatan per hari seperti menyemprotkan air paling tidak sehari sekali di lintasan lari agar mampu meminimalisir produksi debu yang ada di lintasan tersebut.
Selain digunakan sebagai sarana olah raga, Lapangan Merdeka juga sering digunakan untuk kegiatan pemerintah seperti hari ulang tahun kota Medan, kegiatan promosi produk, gerak jalan, hiburan musik dan kegiatan kepemudaan lainnya. Dalam kepengurusannya baik itu dalam hal memperindah lapangan ataupun taman juga melengkapi fasilitas yang ada didalamnya, Lapangan Merdeka dibawah naungan kepengurusan Dinas Pertamanan Kota Medan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H