Kadang, penolakan yang baik bisa dilakukan dengan memberikan alasan yang rasional dan positif. Kamu bisa menjelaskan bahwa terlalu sering memberikan pinjaman uang bisa mengganggu keuangan pribadi dan akhirnya tidak baik untuk keduanya. Jelaskan bahwa kamu ingin menjaga hubungan tetap baik dan tidak ingin terjebak dalam masalah keuangan.
Contoh: "Saya tidak bisa meminjamkan uang, karena saya juga perlu menjaga keuangan pribadi saya agar tidak terpengaruh. Semoga kamu mengerti, saya ingin hubungan kita tetap baik tanpa ada masalah keuangan."
Alasan yang rasional dan positif akan membuat temanmu lebih mudah memahami keputusanmu dan tidak merasa tersinggung.
Â
4. Konsisten dengan Keputusanmu
Jika temanmu sering meminta uang, mungkin ada kalanya dia mencoba membujuk atau memberi alasan yang lebih mendesak. Di sini, kamu perlu tetap konsisten dengan keputusanmu. Jangan merasa bersalah atau ragu untuk menolak lagi jika kamu memang tidak bisa memberi pinjaman. Konsistensi menunjukkan bahwa kamu tegas dan tidak mudah dipengaruhi.
Contoh: "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya memang tidak bisa meminjamkan uang. Saya harap kamu bisa menghargai keputusan saya."
Menegaskan penolakan dengan tegas akan memberi sinyal bahwa kamu sudah membuat keputusan yang matang dan temanmu harus menerima itu.
5. Gunakan Pendekatan yang Sopan dan Empatik
Meskipun kamu menolak, tetaplah sopan dan empatik. Temanmu mungkin merasa kesulitan dan kamu tidak ingin memperburuk situasi. Menyampaikan penolakan dengan lembut dan penuh pengertian akan membuat temanmu merasa dihargai meskipun tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan.
Contoh: "Saya paham kamu sedang dalam kesulitan, dan saya benar-benar ingin membantu, tetapi saya tidak bisa meminjamkan uang. Saya harap kamu bisa mencari solusi lain."