Mohon tunggu...
Saro Jentak
Saro Jentak Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Belajar adalah kebutuhan , mengajar merupakan pengabdian.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Wimbledon: Marion Bartoli The Lucky Champion

6 Juli 2013   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(GettyImage)

Marion Bartoli menutup persaingan tunggal putri Wimbledon 2013 dengan hasil sempurna. Di final dia mengandaskan impian Sabine Lisicki, the giant killer girl, dengan skor 6-1, 6-4. Petenis unggulan 15 itu menjadi juara tanpa kehilangan set dalam perjalanannya hingga mencapai tangga juara. Semua pertarungan yang dijalaninya adalah mengahapi petenis-petenis yang peringkatnya ada di bawahnya. Dia betul-betul dilindungi Dewi Fortuna karena pesaing-pesaing terkuat di paruh bawah kalah di babak-babak awal. Maria Sharapova yang mungkin harus dihadapinya di babak keempat, telah kalah di babak kedua. Petenis unggulan 2 yang mungkin dihadapinya di semi final jika berhasil melewati Saharpova juga kandas karena mengundurkan diri di babak kedua. Petenis terakhir yang mungkin menghalangi langkahnya di semi final yaitu unggulan 7 Petra Kvitova juga kalah di babak perempat final. Sementara lawan-lawan berat dan kuat yang mungkin dihadapinya di final seperti Serena Wiliams, Agnieszka Radwanska, dan Samantha Stosur sudah disingkirkan oleh petenis yang dikalahkannya di final malam ini.

Sementara bagi Sabine Lisicki, penampilan di babak final adalah antiklimaks dari sekian penampilan impresif yang diperlihatkannya di babak-babak sebelumnya. Petenis Jerman itu tidak berhasil mempertahankan momentum setelah berhasil mematahkan servis Bartoli di game pertama. Servisnya berhasil dipatahkan balik oleh petenis peringkat 15 dunia itu. Sejak itu, permainannya tak lagi lepas. Berkali-kali dia melakukan unforced erros dan double fault. Sementara Bartoli semakin menekan permainannya dengan kombinasi backhand dan forehand dua tangan yang keras dan akurat serta keberanian bermain di depan net. Dropshot-dropshot silang Bartoli juga acap kali menghasilkan poin. Dengan cepat Bartoli menutup set pertama dengan skor 6-1 hanya dalam waktu 30 menit.

13731239041838540380
13731239041838540380
(Getty Images)

Sepertinya Bartoli akan menang mudah juga di babak kedua. Dengan cepat dia unggul 5-1. Sabine Lisicki tak bisa fokus dan konsisten karena bermain dalam tekanan emosi hingga dia harus menangis. Namun, dia sempat bangkit dan berhasil mendekatkan skor menjadi 4-5 setelah sempat mematahkan servis Bartoli dan selamat dari 3 kali championship point yang tak bisa diselesaikan Bartoli. Namun, pada game ke 11, Bartoli berhasil kembali ke performa prima dan sebuah ace yang membuat love game mengantarnya menjadi juara baru Wimbledon 2013. Ini adalah pertama kalinya Bartoli menjadi juara grand slam setelah sebelummnya pada tahun 2007 lolos ke final, tapi kalah oleh Venus Williams.

Walau kalah, Sabine Lisicki yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan menangis, pada saat menerima trofi runner up mendapat lebih banyak tepuk tangan penonton yang memadati Center Court dibanding tepuk tangan untuk sang juara.

Terkadang memang keberuntungan yang diiringi mental kuat bisa mengantarkan seseorang dapat menjadi juara, ketimbang permainan bagus yang tak diiringi mental yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun