Mohon tunggu...
sarmini Dr
sarmini Dr Mohon Tunggu... Dosen - Terus belajar dan tebar manfaat

Seorang yang akan terus belajar dan tebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Darurat Kekerasan Pada Anak, Siapa yang Bertanggungjawab?

27 Juli 2022   20:54 Diperbarui: 27 Juli 2022   21:07 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akibat dari perlakuan yang salah dan kekerasan yang diterima anak, akan menjadi pengalaman buruk yang akan sulit terhapus dari ingatannya hingga kapanpun. Semua jenis kekerasan (fisik, psikis, seksual) memiliki dampak buruk terhadap keadaan emosi dan fungsi psikis anak, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penulis merangkum dampak negative dari kekerasan terhadap anak  adalah :

  • Trauma seumur hidupnya
  • Merasa tidak punya harga diri lagi
  • Sulit mempercayai orang lain
  • Merasa tidak mempunyai masa depan
  • Menyalahkan diri sendiri bahkan membenci dirinya sendiri selam hidupnya
  • Tidak ada semangat dalam menjalani hidup
  • Lemah fisik dan mental
  • Lebih mudah jatuh kepada hal yang menyimpang
  • Apatis
  • Dan rentan mengalami masalah kejiwaan

Luar biasa miris, maka wajib semua pihak berusaha keras untuk meminimalisir terjadinya Kekerasan Terhadap Anak. Dan menjadikan pelakunya mendapatkan hukuman berat agar menjadi efek jera bagi pelaku.

Dan untuk hal ini adalah tanggung jawab kita semua, orang tua, keluarga, sekolah serta pemerintah pastinya. Menurut penulis ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua sebagai mitigasi terjadinya Kekerasan Terhadap Anak :

  • Menjaga komunikasi dengan anak secara harmonis dan terbuka
  • Menghargai anak dan mendengarkan keluhan-keluhan anak apabila anak mampu bercerita
  • Mendukung dan menjadi pendengar yang baik terhadap pendapat anak
  • Melindungi anak dari segala hal yang membuat anak tidak nyaman dan terancam baik secara psikis atau fisik
  • Memberikan hak anak secara utuh
  • Memperlakukan anak sesuai kebutuhan dan kematangan umurnya
  • Menciptakan suasana yang nyaman sehingga anak merasa aman dan nyaman
  • Mengedukasi anak hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
  • Menjelaskan anak bahwa perbuatan ada resikonya dengan Bahasa yang mudah dimengerti anak
  • Tidak memeberikan label negative kepada anak
  • Menerima anak dengan kelebihan dan kekurangannya tanpa membandingkannya dengan anak lain, walaupun saudara kandung sekalipun
  • Tidak menyentuh bagian pribadi dari tubuh anak, dengan memberi pengertian yang mudah diterima anak
  • Mengedukasi anak terbuka dalam komunikasi terhadap orang tua
  • Ikut terlibat dalam kegiatan anak di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan guru
  • Memberikan Pendidikan agama yang cukup dan biasakan beribadah Bersama/ berjamaah

Maka kita sebagai orang tua, pendidik, masyarakat, serta negara harus memberikan perhatian lebih pada kondisi ini. Sehingga kasus-kasus yang terkait dengan kekerasan pada anak harus diselesaikan dan pelaku diberikan hukuman yang berat sehingga menjari efek jera yang efektif. Dan menjadikan hal tersebut tak terjadi lagi di kemudian hari. Perlu hukuman yang berat dan tegas dari penegak hukum agar generasi penerus bangsa terlepas dari kekerasan fisik, psikis ataupun seksual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun