Oleh Dr. Sarmini, S.Pd.,M.M.pd
Dan....
kemaren anak kecil dipojok tikungan jalan itu berceloteh dengan polosnya
ibu, boleh aku bertutur ?
Apabila besok aku terbangun berharap bisa seperti kemaren
Biru kuning hijau
Berharap tak lalui jalan yang mendarah menanahkan telapak kaki
Berharap telapak teralas nyaman
Kulempar deretan asa ungu....
Bukan merah kuharap, bukan pula hitam
Lelah sampaikan apa yang harusnya terjadi
Karena hingga keluar urat leher tak mengerti
Dan....
Tepuk tanganmu ketika aku terseok , terngiang di kuping kiriku
Kuping kananku asyik dengar dendang titah Sang Dalang kehidupan
Siapa nak kusebut diantara nama-nama yang ada
Kisah sang pemimpi yang inginkan semua baik-baik saja dan arah ke kanan ternyata tajam bukan kepalang
Wah........deretan halaman yang harus kuselesaikan cerita hari ini
Satu, tentang tawaran rasa indah tak bernorma
Dua, hunjam perih pedih dan lara
Tiga,berdiri di tepi indahmu dan kuresapi rayuan alam
Empat, deretan file dan folder dalam logika menuntut dan menarik paksa
Lima, tamparan hantaman indah memaksa lekukan bibir
Kupilih halaman yang ku suka, aku pakai si mukena dan tersungkur di atas sajadah, hingga puas aku meraung, merengek, merayu menghiba, mencumbu, mengindahkan rasaku yang tercabik-cabik hingga warna merah bersimbah, tapi Sang Dalang Kehidupan mengintruksikan indah tetaplah peluk naluri
Dan, aku cari titahMu di halaman yang suci
Terisak aku, bicara dan dialog dengan Mu tanpa kata dan aksara
Sungguh ketenangan dari Mu, kedamaian adalah milikMu, kebenaran adalah mutlakMu