Mohon tunggu...
sarkoro doso budiatmoko
sarkoro doso budiatmoko Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya sebagai oenikmat buku dan bacaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik Sambil Menikmati Mewahnya Alam

4 Agustus 2013   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Arus mudik tahun ini diprediksi tidak lebih baik dan tidak lebih nyaman dibanding tahun–tahun sebelumnya.  Koran maupun TV serempak memberitakan infrastruktur jalan dan perkiraan cuaca tidak mendukung lancar dan nyamannya mudik.  Di lain sisi, arus mudik tidak berkurang, bahkan diperkirakan ada kenaikan signifikan jumlah pemudik dari tahun lalu.

Bayangan letih dan lelah selama perjalanan menghinggapi para pemudik, sementara rest area tidak banyak tersedia.Untuk melepas lelah, pemudik biasanya memanfaatkan halaman SPBU atau di sisa-sisa ruang di pinggir jalan.Yang penting letih terobati dan sisa perjalanan bisa lebih dinikmati.Maka, tidak ada pilihan lain kecuali menikmati perjalanan mudik.

Sambil mendoakan semoga para pemudik selamat dan lancar sampai tujuan, saya sampaikan alternative penghibur selama dalam perjalanan.Penghibur obat rasa lelah. Lelah badan, batin, mata, telinga dan rasa, terutama bagi pemudik dari Jakarta ke daerah seputaran pulau Jawa, baik ke belahan barat, tengah maupun timur.

Teduhnya pohon Trembesi

Bagi penduduk kota Jakarta, hijaunya pepohonan, keteduhan, kerindangan, kesejukan dan keheningan alam kadang menjadi barang langka dan mewah. Mudik kali ini jangan lewatkan untuk bisa menjadi kesempatan berharga menikmati kelangkaan dan kemewahan alam tadi.Kehijauan dan kerindangan seperti itu sering datang dari hutan.

Di pulau Jawa terdapat 2,4 juta kawasan hutan Negara yang dikelola Perhutani.Beberapa kawasan terbelah jalan raya dan jalan alternatif yang akan dilewati para pemudik.Meskipun tidak seluruh hutannya hijau rindang dan teduh, tapi banyak tempat yang layak menjadi tempat istirahat.

Dari banyak tempat itu terdapat beberapa lokasi yang memang sangat nyaman untuk tempat istrirahat, berupa lokasi Tempat Penimbunan Kayu (TPK) yang menampung hasil hutan kayu milik Perhutani.Masing-masing luasnya berkisar dua hingga lima hektar, di pinggir jalan. Kemungkinan besar akan Anda lewati di jalur Selatan yaitu di Banjar, Cimanggu, di Tengah ada Sadang, Tamansari, Cikamurang, Ciledug, Prupuk, Klonengan, di Pantura ada Subah, Mangkang, di Timur ada Randublatung Bojonegoro dan lainnya.

Apabila Anda mampir TPK mudah-mudahan ada banyak kayu ditumpuk rapi siap jual.Biasanya didominasi tumpukan kayu jati yang dinaungi pohon-pohon besar berkanopi lebar menciptakan kerindangan, kehijauan dan kesejukan alami.Pohon Trembesi namanya. Pohon yang istimewa.

Trembesi atau Samanea saman dikenal juga dengan nama Kihujan atau Rain-tree. Tanaman pelindung dan peneduh ini diameter batangnya bisa mencapai tiga dekapan lelaki dewasa dan tinggi 15-25 meter dengan kanopi lebih lebar dari tingginya.Kerindangannya mirip pohon beringin, tetapi beda dalam beberapa hal, salah satunya, pohon ini belum jadi logo Partai Politik.

Trembesi termasuk sub famili Mimosaceae dan famili Fabaceae, biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Tidak heran tanaman ini sekitar satu-dua tahun lalu ditanam di sepanjang jalan pantura mulai Pemalang hingga Pati.Dalam beberapa tahun mendatang pantura akan rindang dan teduh. Di luar negeri, di Walt Disney “Swiss Family Robinson” ada sebuah rumah pohon di atas Trembesi (Rain-tree) yang tingginya mencapai 60 m dan dimater kanopinya 80 m.

Selain sebagai peneduh, kayu trembesi dengan karakteristik tekstur kayu lebih lembut, terang dan kuat. Bagus digunakan untuk furniture, bahan dasar kerajinan dan hiasan untuk interior rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun