Mohon tunggu...
sarkoro doso budiatmoko
sarkoro doso budiatmoko Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya sebagai oenikmat buku dan bacaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boss, Mendengarkan Pun Bermanfaat

29 Juli 2013   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:53 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kawan saya kecewa bukan main ketika berkesempatan ngobrol berdua dengan pimpinannya sambil jalan kembali ke Kantor dari sholat Jum’at. Kekecewaan muncul karena usahanya menggunakan kesempatan langka itu untuk menyampaikan gagasan dan laporan terkait pekerjaannya tidak terwujud.Dia menghitung hanya kebagian 5% dari waktu yang ada untuk bicara, 95% sisanya mendengarkan si pimpinan.

Dari kekecewaan kemudian berubah menjadi kekhawatiran, jangan-jangan pimpinannya yang lebih suka didengarkan adalah pemimpin yang tidak efektif. Tidak efektif berarti tidak mumpuni mengelola semua sumber daya untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas dengan biaya murah.

Pemimpin adalah orang yang paling berkepentingan agar setiap potensi, keterampilan, pengetahuan, energi, dan sumber daya harus dalam genggamannya untuk menghasilkan sesuatu yang efektif menuju cita-cita bersama.

Orang di posisi puncak mestinya sudah siap dengan pola perilaku: siap mendengarkan, sadar setiap orang hadir untuk berkontribusi dan tidak pernah mengabaikan apalagi meremehkan orang.

Ketika bawahan berbicara menyampaikan informasi terkait pekerjaan, bagi pemimpin yang mendengar, apalagi mendengarkan dengan mata hati, akan bisa menangkap pilihan kata-katanya, getar dan nada suaranya, memahami bahasa tubuhnya dan merasakan getaran hatinya.Hasilnya akan membantunya untuk tahu sejauh mana pengaruh seorang pemimpin terhadap anak buah, apakah dia hanya sekedar ingin membuat hati pemimpin senang atau memang benar-benar ingin ada perbaikan di tempatya bekerja.

Melalui mendengarkan seorang pemimpin pun bisa memperoleh informasi berharga dan meningkatkan pemahaman atas diri sendiri dan orang lain. Maka, menjadi pendengar yang baik, seorang pemimpin sebenarnya membantu dirinya sendiri.Persis seperti kata Lyndon B. Johnson, jika Anda terus bicara, Anda tidak akan pernah belajar apa-apa.

Kemauan untuk mendengarkan juga membuka pintu untuk dapat mempengaruhi orang lain.Logikanya, bagaimana anda bisa mempengaruhi orang lain/anak buah apabila anda sendiri tidak pernah tahu apa suara mereka karena anda tidak pernah mendengarkan?

Cobalah mendengarkan.

Mendengarkan menjadi tidak mudah karena kebanyakan orang lebih senang membicarakan dirinya sendiri.Apalagi mendengarkan bukan hanya sekedar membuka telinga dan membiarkan suara keluar masuk, tetapi sebagaimana dikatakan oleh Herb Cohen, seorang negosiator ulung: "mendengarkan secara efektif membutuhkan lebih dari sekedar mendengarkan kata-kata. Mendengarkan menuntut kemampuan menemukan makna dan pemahaman atas apa yang sedang dikatakan”.

Mendengarkan adalah soal kemauan dan itikad baik.Siapapun yang telah diberi karunia pendengaran bisa menjadi pendengar yang baik. Meskipun demikian, sayangnya, banyak orang benar-benar tidak menyadari bahwa mereka telah mendengar secara salah dan telah melewatkan sesuatu yang penting.

Keterampilan komunikasi sering menjadi alat ukur kompetensi dan citra seorang manajer.Sayangnya sejauh ini kemampuan komunikasi lebih dipersepsikan sebagai kemampuan berbicara, bukan kemampuan mendengarkan.

Keunggulan Jokowi adalah mau mendengarkan warganya dan warganya merasa didengarkan.Kemauannya mendengarkan diimbangi dengan kemampuannya membuat sesuatu yang tampak rumit menjadi sederhana dan menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dipahami, dan kemudian ditaati dan diikuti.Posisinya di paling atas dalam beberapa pooling calon presiden adalah buktinya.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif menjadi atribut orang yang sukses.Maka memiliki keterampilan komunikasi yang baik adalah penting dan lebih penting lagi didahului dengan ketrampilan mendengarkan.

Semarang, Juli 2013.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun