Bukan hanya soal perut, telinga pun ikut bersabar. Hari-hari ini banyak iring-iringan rombongan kendaraan bermotor dengan knalpot berisik memekakkan telinga. Keriuhan yang di beberapa tempat sempat menimbulkan kericuhan.Â
Pun, jauh hari sebelumnya, penglihatan kita juga diminta bersabar barang beberapa bulan. Bersabar dari rasa suka atau sebal ketemu baliho dengan wajah-wajah para calon Pemimpin dan calon Wakil Rakyat di sepanjang piggir jalan dan tempat-tempat umum.Â
Apapun perasaan yang muncul, bersabarlah untuk sesekali pandangi wajah mereka partisipan Pemilu dengan seksama. Mereka itu "penentu" masa depan bangsa, masa depan anak, cucu dan generasi mendatang. Mereka yang berjanji akan membawa negeri ini menuju kesejahteraan, keadilan, kemakmuran dan kemajuan.Â
Bersabarlah, dalam beberapa hari mendatang ini masih akan berlangsung kampanye dan debat seru. Sebuah rangkaian lanjutan proses yang diharapkan akan membawa  Pemilu pada saatnya nanti bisa mendapat predikat paling jujur adil dan bisa dipertanggungjawabkan di seluruh dunia.Â
Bersiaplah untuk tetap sabar. Saat ini sepertinya masih akan menemui, mendengar, melihat, membaca atau malah menghadapi berbagai macam rayuan, pendekatan, persekusi, apresiasi, maki-maki, puja-puji, provokasi, hasutan, dukungan, teriakan, yel-yel dan banyak lainnya. Itulah bumbu-bumbu jalannya Pemilu.Â
Kesabaran kita bisa jadi memang sudah teruji, tetapi tetap akan terus menghadapi cobaan. Termasuk cobaan untuk mampu menghadapi kenyataan yang tidak sesuai harapan. Maka, harap masih bisa terus bersabar karena Pemilu memang belum selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H