Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertemuan Imajiner Bung Karno, Hirohito dan JF Kennedy (Tentang Rimbawan)

13 Agustus 2023   17:20 Diperbarui: 13 Agustus 2023   18:08 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tokoh kedua, tidak kalah hebatnya adalah Presiden RI yang pertama, Bung Karno. Pidatonya tentang pemuda yang disampaikan di Semarang pada tanggal 29 Juli 1956, menjadi salah satu pidatonya yang monumental. 

Kalimat yang diucapkannya dalam pidato itu adalah: "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia." 

Bung Karno bukan hanya ngomong. Pada saat berkuasa beberapa menterinya adalah para pemuda. Sebut saja Supriyadi, diangkat menjadi menteri pada usia 22 dan Setiadi Reksoprodjo, menjadi menteri pada usia 25 tahun. 

Sang Proklamator yang pernah "muda" tentu mengamati, Pemuda adalah pemilik masa depan. Pemudalah yang nanti pada saatnya akan menjadi pelaku dan pengendali utama maju mundurnya negeri. 

Kaum muda memahami, masa depan mereka berdasarkan pada pencapaian hidupnya hari ini. Bagus pencapaian hari ini, akan bagus pula esok hari. 

Peran Pemuda juga sering diasosiasikan sebagai pengawal hati nurani bangsa. Mereka ingin negerinya terus maju mencapai cita-cita bersama setara dengan bangsa lain. Kalau ada penghalang, akan mereka terjang. 

Presiden ke-1 RI ini ingin Pemuda menjadi motor pembangunan bangsa, maju terus secara berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Sebagaimana disampaikan dalam pidato lain: "pantang mundur, hancur lebur bangkit kembali." 

Tokoh ketiga, yaitu Presiden Amerika Serikat ke-35, John Fitzgerald (JF)  Kennedy.  Salah satu pidatonya yang fenomenal disampaikan pada 20 Januari 1961. Dia mengatakan: "Ask not what your country can do for you --- ask what you can do for your country", atau "jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu." 

Itu sebuah rangkain kata-kata yang patriotis dan heroik. Kala itu, bisa jadi, Presiden Negeri Adidaya itu mengamati banyak orang-orang lebih memikirkan apa yang bisa dia dapat dari pekerjaannya dan apa yang bisa dia peroleh dari jabatan atau dari posisinya. Orang lebih memikir tentang kepentingan dirinya daripada kepentingan negaranya. Koruptor adalah salah satu contohnya. 

Orang yang mengabdikan dirinya untuk Negara seharusnya adalah dia yang sudah benar-benar selesai memikirkan dirinya sendiri. Benar-benar selesai, bukan pura-pura selesai dan bukan pula sekedar untuk pencitraan. 

Dengan orang-orang sejenis itu JF. Kennedy ingin negerinya melaju lebih cepat untuk menjadi negeri yang semakin kaya dan rakyatnya semakin sejahtera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun