Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menunda Pemilu, Mengapa Tidak?

21 Maret 2022   08:09 Diperbarui: 21 Maret 2022   08:14 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di dunia saat ini tersedia melimpah ruah referensi bagaimana mengelola sebuah kegiatan. Mulai dari yang sederhana, POAC (Planning, Organizing, Actuating and Controlling) hingga yang modern dan canggih. Pada intinya, sebuah kegiatan sebaiknya dimulai dari merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi.

Hasil evaluasi bisa saja berupa saran atau keharusan untuk menunda pekerjaan. Di jaman serba "online" sekarang ini, penundaan atau pengulangan sebuah pekerjaan merupakan indikasi kuat adanya ketidak-beresan pada aspek tata-kelolanya. 

Semakin terkesan tidak beres bila dibandingkan dengan bisnis "kecil-kecilan" yang sudah menyediakan perangkat lunak bagi konsumen untuk memperoleh pelayanan prima.

Teknologi memang sudah sangat membantu kesuksesan perjalanan bisnis besar maupun kecil. Mereka memaknai keterlambatan dan penundaan pekerjaan berarti pemborosan sumberdaya dan tambahan biaya yang secara proporsional tidak sedikit. 

Ditambah lagi, sekarang bukan hal aneh lagi kalau terdapat banyak usaha-usaha kecil, tukang bakso, sayur, warung kecil penyedia kebutuhan sehari-hari, sudah lama meninggalkan tata kelola lama dan berhijrah ke metoda modern.

Mereka menyediakan alat bayar digital yang memungkinkan pembayaran langsung masuk ke rekening bank. Mereka tidak mau ambil risiko keamanan dan ambil kesempatan pertama untuk mengembangkan uang hasil bisnisnya langsung ke bank. 

Di luar kecangghan teknologi di atas, banyak kearifan lokal yang mengajari hidup teratur, tertib dan bertata-waktu. Dalam urusan tanaman misalnya, sudah tertata kapan menanam, kapan menyiangi, kapan memupuk, kapan memelihara dan kapan waktunya memanen. Meskipun cuaca dan musim sudah tidak seteratur dulu, tetapi masih bisa dijadikan pegangan. Penundaan dan keterlambatan dalam melakukan kegiatan bisa berakibat buruk. 

Demikian juga dalam memanen hasil tanaman. Menunda memanen tidak selalu berarti memperbanyak hasil hasil panenan, salah-salah malah menghasilkan kerugian dan kerusakan. 

Pemilu memang tidak ada musimnya, tetapi ritual pesta rakyat ini bukanlah barang baru dan di negeri ini telah berulang kali diselenggarakan setiap lima tahun. Banyak orang pilihan dan terpilih yang mengurusnya. Orang-orangnya bahkan dipilih secara berjenjang melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat. Kedudukannya pun istimewa dengan kewenangan yang juga istimewa. 

Demikianpun pihak pemerintahan, adalah orang-orang pilihan yang terpilih karena latarbelakangnya, pendidikannya, pengalamannya, visi-misinya dan tingkat pengabdiannya kepada rakyat tentu tidak diragukan lagi. Penyelenggaraan Pemilu pasti juga melibatkan teknologi canggih jauh melebihi teknologi yang digunakan bisnis kecil-kecilan dan warung angkringa seperti dicontohkan di aras. 

Maka sebenarnya tidk ada alasan yang  bisa membenarkan Pemilu harus ditunda dan lalu masa jabatan Presiden diperpanjang. Tidak juga alasan karena pandemi covid 19 dengan varian-variannya. Apalagi bangsa ini, katanya, telah diakui dunia berhasil melewati masa kritis serangan pandemi tersebut.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun