Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sampai Ada PPKM (Gawat) Darurat

20 Juli 2021   22:08 Diperbarui: 20 Juli 2021   22:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Respon masyarakat terhadap pembatasan aktifitas memang beragam. Ada yang taat dan patuh. Ada juga yang sampai ditindak aparat dengan cara lembut maupun tegas sebagaimana diberitakan media masa. 

Banyak faktor berpengaruh di sini hinga orang rela mempertaruhkan kesehatannya. Dari urusan perut, yang memang tidak bisa menunggu, hingga demi rasa bebas dari kejenuhan mendekam di rumah. Meski tidak terjadi di semua tempat, hal-hal seperti ini tetap perlu mendapat perhatian. 

Bisa jadi ini adalah tanda bahwa apa yang dianggap sebagai masalah besar ternyata bukanlah yang utama bagi yang lain. Ada ketidaksamaan pandang terhadap apa yang ingin dicapai dengan PPKM Darurat. 

Rupanya pandemi ini belum mencapai level menjadi sesuatu yang harus ditanggulangi bersama. Kita perlu meneladani kekuatan leadership para pemimpin dulu. Bagaimana saat itu ketika pemerintah membangun kerangka berpikir bahwa kebodohan adalah musuh bersama yang kemudian diikuti dengan program wajib belajar. Orangpun lalu berlomba-lomba sekolah dan mendorong anak keturunannya menjadi orang pintar. 

Atau juga bagaimana orang melihat peredaran dan penyalahgunaan narkoba sebagai suatu hal yang harus diberantas. Atau bisa ditambah lagi dengan perbuatan korupsi sebagai contoh lain. Hampir semua orang berpandangan sama bahwa korupsi adalah perbuatan tercela dan harus dihentikan. 

Atau mari kita mundur jauh ke belakang, ke era Orba dulu. Bagaimana pemerintah jaman itu memandang paham bernama komunis. Apapun bentuknya, tulisan, omongan, buku, lagu, sekali mendapat cap komunis, habislah riwayatnya. 

Atau lebih mudah lagi dibayangkan, bagaimana para pendahulu kita dulu meraih kemerdekaan. Hampir semua berpandangan satu bahwa yang namanya penjajah harus diusir dari tanah air. Musuh utama perjuangan kemerdekaan dulu adalah penjajah. 

Sekarang ini sudah jelas pandemi harus segera diatasi, diputus rantai penularannya dan dihentikan penyebarannya lalu dikuatkan warganya. Korban sudah berjibun banyaknya dan tidak perlu bertambah lagi.  Sudah sekian lama kita bergelut dengan penderitaan, tekanan, dan ketidak jelasan masa depan. 

PPKM Darurat memang sudah berakhir, tetapi pandemi belum juga berhenti. Tidak ada kata lain selain taati aturan ikut berjuang meraih kehidupan normal.  Ataukah Anda masih mau ada kebijakan susulan bernama PPKM Gawat Darurat? Jangan sampai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun